Page 69 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 69

belum semua aturan turunan disahkan dan implementasinya minim pengawasan," ujar Savitri
              Wisnu, Sekretaris Nasional JBM, Minggu (19/12/2021), dalam keterangan pers secara daring.
              Hingga kini, menurut Savitri, layanan terpadu satu atap, yang sudah dibangun di 45 wilayah di
              tingkat  daerah,  masih  belum  berjalan  semua  sesuai  fungsinya.  Akibatnya,  calon  PMI  masih
              menggunakan calo atau sponsor yang berujung pada praktik ilegal atau tidak pro-sedural yang
              membahayakan nyawa mereka.

              "Kasus calon PMI yang meninggal di perairan laut ini bukanlah kasus baru. Kasus ini akan terus
              bertambah bila implementasi UU PPMI tidak dijalankan secara paripurna oleh pemerintah pusat
              hingga desa. Apalagi, di masa pandemi Covid-19, kerentanan PMI, khususnya perempuan PMI,
              berlapis," ujar Savitri.

              Karena  itu,  perlu  ada  peta  jalan  perlindungan  PMI  sesuai  dengan  mandat  UU  PPMI  yang
              dilaksanakan  para  penyedia  layanan  perlindungan  PMI.  Peta  jalan  menjadi  penting  karena,
              menurut data Badan Pelindungan Peketja Migran Indonesia (BP2MI), angka penempatan PMI
              selama  lima  tahun  terakhir  mencapai  lebih  dari  200.000  PMI  setiap  tahun.  Angka  itu  belum
              termasuk PMI ilegal.

              Jumlah kasus tinggi

              Urgensi perlindungan PMI makin tinggi karena masifnya kasus yang teijadi. Data pengaduan
              kasus Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menunjukkan, dalam 10 tahun terakhir (2010-
              2020),  terdapat  3.099  pengaduan  kasus.  Tahun  2020  merupakan  tahun  dengan  jumlah
              pengaduan kasus tertinggi, yaitu 643 pengaduan.

              Tidak hanya itu, dalam Catatan Tahunan Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan
              (Komnas  Perempuan)  2021juga  terdapat  255  kasus  perdagangan  orang.  Dari  jumlah  itu,
              sebanyak 157 kasus merupakan kasus perdagangan pada perempuan PMI.

              Dengan  berbagai  kasus  yang  terus  menimpa  PMI,  Sekretaris  Jenderal  SBMI  Bobi  Alwi
              menegaskan, upaya perlindungan terhadap PMI tak bisa diabaikan. Implementasi UU PPMI harus
              segera diwujudkan. Sebab, berdasarkan catatan JBM, sampai sekarang implementasi UU PPMI
              masih  mengalami  berbagai  kendala  karena  keterlambatan  pembentukan  peraturan
              pelaksana/aturan turunan.
              Hingga saat ini masih terdapat tiga aturan yang belum disahkan, yakni Peraturan Presiden Atase
              Ketenagakerjaan,  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  Anak  Buah  Kapal  (ABK),  dan  Peraturan
              BP2MI  mengenai  persyaratan  sebelum  bekerja,  serta  peraturan  menteri  yang  mengatur
              mekanisme layanan terpadu satu atap.

              Perbudakan ABK

              Sementara kasus perbudakan yang menimpa ABK juga terus mencuat. Menurut data terakhir
              yang dihimpun SBMI, ada 45 ABK yang meninggal di laut lepas.

              Mereka yang bekerja di kapal ikan asing jarak jauh kerap kali mendapat perlakuan yang tidak
              manusiawi. Mereka mengalami kekerasan fisik dan mental, upah tak dibayar, serta tak disediakan
              tempat tinggal dan makanan yang tak layak.

              Situasi  itu  membuat  banyak  ABK  jatuh  sakit  hingga  meninggal  di  atas  kapal.  Beberapa  dari
              jenazah mereka bahkan terpaksa dilarung ke laut dengan alasan membahayakan awak kapal
              lainnya.





                                                           68
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74