Page 124 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 124

OMNIBUS LAW DITUDING OMPONG HADAPI PENGUSAHA, MENAKER IDA NGGAK
              RELA
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah terus menyosialisasikan UU Omnibus Law Cipta Kerja,
              khususnya klaster ketenagakerjaan bagi seluruh stakeholder terkait. Pada Kamis (15/10), Ida
              berdialog secara virtual dengan sekitar 1308 pekerja dan manajemen Pertamina di lingkungan
              Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi, dari seluruh lokasi perusahaannya di Indonesia.

              Dalam  kesempatan  tersebut,  Menaker  Ida  didampingi  Dirjen  Pengawasan  dan  K3,  Haiyani
              Rumondang dan Kepala Biro Humas Soes Hindharno. Sementara dari Pertamina hadir Direktur
              Utama Subholding Upstream, Direktur HRD, dan jajaran penunjang bisnisnya.

              "Proses pembahasan UU Cipta Kerja ini sangat terbuka. Rapat-rapat di Raker, Panja dan Baleg
              dapat diakses melalui banyak kanal. Ada live streaming, ada liputan dari TV Parlemen, bisa juga
              dari Youtube. Sepanjang karir saya di DPR, baru kali ini saya lihat ada proses pembahasan yang
              menit demi menit bisa diakses publik. Jadi tuduhan bahwa kita mengendap-ngendap itu tidak
              benar," papar Ida membuka dialog dengan para pekerja dan direksi Pertamina di Jakarta.

              Ida juga menegaskan beberapa klarifikasi, di antaranya tentang tuduhan bahwa UU ini akan
              ompong karena pasal-pasal tentang sanksi dari UU lama dihapus. Pihaknya tak rela jika UU Sapu
              Jagad dianggap tak punya taring menghadapi pengusaha sehingga buruh merasa dirugikan. "Ini
              misleading  lagi.  Sanksi  tetap  ada,  kita  adopsi  dari  UU  lama,  baik  sanksi  pidana  maupun
              administratif. UU ini bergigi kuat, tidak ompong," ucapnya.

              Sebagai bukti komitmen terhadap peningkatan kompetensi, dalam skema Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan (JKP) Kemenaker memasukkan tambahan vocational training benefit. Artinya, pekerja
              ter-PHK  berhak  atas  pelatihan  dan  sertifikasi  gratis,  sambil  menunggu  mendapat  pekerjaan
              baru."Sehingga saat ada lowongan kerja, sudah punya sertifikat kompetensi. Bisa nego gaji lebih
              tinggi, kan " sambungnya.

              (nng).





































                                                           123
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129