Page 204 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 204

UU CIPTA KERJA BIKIN PEKERJA PRODUKTIF, BUKAN RENTAN KENA PHK

              Jakarta  -  Selama  ini  belum  pernah  ada  jaminan  terhadap  tenaga  kerja  yang  mengalami
              Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun pemerintah kini memastikan narasi tersebut ada dan
              dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja yang sudah disahkan, pekan lalu.

              "Pekerja harus memikirkan produktivitas, jangan memikirkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),
              itu tidak tepat. Jadi selama perusahaan ini positif membawa keuntungan, pekerja juga akan lebih
              berpikir  mengenai  upah,  baik  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  atau  Upah  Minimum
              Kabupaten/Kota," papar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (15/10/2020).

              Tentu  akan  lebih  produktif  bagi  buruh  dan  tentunya  perusahaan  untuk  lebih  memandang
              manfaat yang juga ditambah atau disediakan dalam UU tersebut.
              UU Cipta Kerja itu juga telah diatur bonus yang diterima buruh berbasis kinerja mereka. Bahkan
              jumlah  maksimal  jam  lembur  yang  ditambah  dari  tiga  jam  menjadi  empat  jam  per  hari.  Ini
              tentunya menjadikan buruh lebih produktif.

              Menurut Airlangga yang juga dipercaya sebagai Ketua Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), saat
              ini asumsi-asumsi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana bekerja dulu.

              "PHK itu adalah langkah terakhir. Buruh tidak suka PHK, dan pengusaha juga tidak suka PHK.
              Karena  PHK  terjadi  kalau  perusahaan  itu  rugi  atau  bangkrut,"  kata  Airlangga  Dia
              mengungkapkan,  dengan  UU  Cipta  Kerja  pemerintah  hadir  lewat  JKP  (Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan). Apabila terjadi PHK, pemerintah akan membantu dalam bentuk pelatihan-pelatihan.
              Bahkan pekerja yang terkena PHK setelah mengikuti pelatihan, menurut Airlangga bisa diberikan
              akses untuk mencari pekerjaan lain. Apabila belum mendapatkan pekerjaan, akan mendapatkan
              bantuan gaji selama enam bulan yang dibayarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Formatnya adalah
              asuransi.

              "Ini yang belum pernah terjadi. Sebelumnya hanya ada jaminan kematian, jaminan kecelakaan
              kerja, dan jaminan hari tua," tegas Airlangga Hartarto.

              Dia juga menambahkan dengan UU Cipta Kerja diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke
              depan terus membaik.

              "Kalau pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 5-5,5 persen maka 2,5 juta masyarakat bisa
              memperoleh lapangan kerja," ucap Airlangga.

              Ke depan sektor digitalisasi juga diharapkan terus bertambah, seiring perkembangan teknologi.
              "Digitalisasi di Indonesia pada tahun 2025 bisa mencapai 130 miliar dolar AS (sekitar 1914 triliun
              rupiah). Tentu ini bisa menjadi pengungkit APBN," ungkap Airlangga.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyangkal tudingan Omnibus Law Undang-
              Undang (UU) Cipta Kerja bakal mengeksploitasi waktu para pekerja. Dia menjelaskan, aturan
              baru tersebut tidak mengubah porsi jam kerja seperti yang tertera di Undang-Undang Nomor 13
              Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yakni 40 jam per pekan.

              Ketentuan ini pun berlaku sama bagi seluruh pekerja formal, baik yang bekerja 5 hari atau 6 hari
              dalam sepekan.

              "Waktu kerja itu tetep diatur sebagaimana Undang-Undang 13/2003. Isinya itu 7 jam sehari, dan
              atau 40 jam untuk 6 hari kerja dalam satu minggu," jelasnya saat berbincang dalam podcast
              YouTube milik Deddy Corbuzier, Rabu (14/10/2020).


                                                           203
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209