Page 249 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 249

"Kemarin sudah dijelaskan, itu hanya teknis dari kertas ukuran biasa ke legal, kalau dulu kita
              menyebut folio," ucapnya.
              Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin memastikan tidak ada kepentingan pribadi pada
              pembahasan UU Cipta Kerja.

              "Tidak  ada  interest,  kepentingan  pribadi,  kepentingan  kelompok  dalam  kami  pimpinan  DPR,
              pimpinan  fraksi,  dan  Badan  Legislasi  memanfaatkan  kondisi  tertentu  untuk  hal  yang
              menguntungkan  para  pihak  tertentu,"  ujar  Azis  di  Kompleks  Parlemen,  Jakarta,  Selasa
              (13/10/2020).

              Azis menyakini proses pembahasan yang dilakukan di Badan Legislasi (Baleg) DPR sudah sesuai
              mekanisme dan tata cara dalam pengambilan keputusan di DPR.

              Bahkan, kata Azis, setiap rapat RUU tersebut selalu ada catatan hingga rekamannya yang dapat
              diakses masyarakat secara luas.

              "Bagi yang masih kontra, ada mekanisme konstitusi yang dibuka oleh aturan-aturan konstitusi
              kita melalui Mahkamah Konstitusi." "Kami sangat menghargai perbedaan-perbedaan untuk bisa
              dilakukan ke MK," ucap Azis.

              Politikus Golkar itu pun menjamin naskah UU Cipta Kerja setebal 812 halaman dari sebelumnya
              1.035 halaman, tidak ada pasal selundupan atau di luar kesepakatan pada tingkat I maupun II.

              "Kami tidak berani dan tidak akan memasukkan selundupan pasal." "Itu kami jamin sumpah
              jabatan kami, karena itu tindak pidana apabila ada selundupkan pasal," cetus Azis.

              Sebelumnya,  DPR  bakal  mengirimkan  naskah  final  Undang-undang  Cipta  Kerja  setebal  812
              halaman ke Presiden Joko Widodo, Rabu (14/10/2020) besok.

              Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengatakan, DPR memiliki waktu tujuh hari kerja sebelum
              dikirim ke Presiden.
              Waktu tujuh hari dilakukan untuk melakukan proses editing UU Cipta Kerja yang telah disahkan
              saat rapat paripurna pada 5 Oktober 2020.

              Menurut Azis, ketentuan tujuh hari kerja tersebut tercantum dalam mekanisme tata tertib DPR,
              khususnya pasal 165 dan pasal 1 butir 18. Hari kerja adalah Senin sampai Jumat.

              "Sehingga tenggat waktu untuk penyampaian Undang-undang Cipta Kerja akan jatuh pada 14
              Oktober 2020." "Pada saat resmi besok dikirim ke Presiden, maka secara resmi undang-undang
              ini menjadi milik publik," ujar Azis di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

              Azis  menjelaskan,  penyusutan  halaman  draf  UU Cipta  Kerja  dari  sebelumnya  1.035  halaman
              menjadi 812 halaman, karena telah diedit tanpa menghilangkan atau menambah subtansi dari
              undang-undang tersebut.

              "Proses yang dilakukan di Baleg itu menggunakan kertas biasa." "Tetapi pada saat sudah masuk
              pada  tingkat  II  (paripurna),  proses  pengetikannya  masuk  di  Badan  Kesekjenan  yang
              menggunakan legal paper." "Yang sudah menjadi kesepakatan ketentuan-ketentuan di dalam
              undang-undang," paparnya.

              "Sehingga besar dan tipisnya yang berkembang, ada yang seribu sekian, ada yang tiba-tiba 900
              sekian."  "Tapi  setelah  dilakukan  pengetikan  secara  final  berdasarkan  legal  drafter  yang
              ditentukan Kesekjenan melalui mekanisme total jumlah pasal dan kertas, hanya sebesar 812
              halaman." "Berikut undang-undang dan penjelasannya," sambung Azis.


                                                           248
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254