Page 250 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 250
Naskah Undang-undang Cipta Kerja terus mengalami perubahan setelah disahkan DPR bersama
pemerintah pada rapat paripurna, Senin (5/10/2020).
Awalnya, naskah UU Cipta Kerja saat disahkan setebal 905 halaman, kemudian disempurnakan
menjadi 1.035 halaman, dan terakhir difinalkan menjadi 812 halaman.
Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan, setiap undang-undang disahkan DPR, maka
ada kesempatan tujuh hari kerja untuk menyempurnakan teknis penulisannya, mengacu aturan
yang berlaku.
Acuan tersebut, kata Indra, tertuang dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dalam lampiran II.
"Sebelumnya pakai format A4 di draf 1.035 halaman, yang sekarang sudah final 812 halaman
dengan format legal yang lebih panjang." "Format legal ada di Undang-undang 12/2011," kata
Indra saat dihubungi, Jakarta, Selasa (13/102/2020).
Menurut Indra, penyempurnaan draf undang-undang tidak ada sesuatu yang baru, tetapi hanya
menyempurnakan penulisannya, berdasarkan catatan yang telah disepakati DPR dan
pemerintah.
"Kalau ada penambahan, itu cuma mensinkronkan antara satu pasal dengan pasal lain." "Tapi
bukan penambahan sesuatu yang baru, semua mengacu pada catatan awal sebelumnya," papar
Indra.
Indra menyebut, pihak yang melakukan penyempurnaan redaksional berasal dari Badan Legislasi
(Baleg) DPR, badan ahli, dan pihak pemerintah.
Sedangkan Kesekjenan DPR hanya membantu administrasinya.
"Kalau undang-undang itu belum diberlakukan, sejauh itu disepakati oleh DPR dan pemerintah,
maka sangat dimungkinkan penyempurnaan, dimungkinkan prinsipnya," papar Indra.
Indra menyebut, draf UU Cipta Kerja setebal 812 halaman sudah ditandatangani oleh fraksi yang
menyetujui undang-undang tersebut, tinggal menunggu tanda tangan pimpinan DPR dan setelah
itu dikirim ke Presiden.
"Sekarang sedang dimintakan tanda tangan ke pimpinan DPR." "Kami punya batas waktu sampai
Rabu besok, nanti kabari kalau sudah dikirim ke Presiden," ucap Indra.
249