Page 201 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 201

TOTAL PENYALURAN BSU CAPAI 93,34 PERSEN, DKI, JABAR DAN JATENG
              TERBANYAK MENERIMA
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memaparkan hingga 14 Desember 2020 total penyaluran
              bantuan subsidi gaji/upah (BSU) sejak termin I hingga termin II telah mencapai 93,34 persen
              atau tersalurkan sebesar Rp 27,96 triliun. Bila dilihat profil penerimanya, rata-rata memiliki gaji
              di kisaran Rp 3 juta.

              Sementara itu penerima bantuan subsidi gaji/upah berdasarkan provinsi paling banyak antara
              lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Utara. Data juga
              menunjukkan  413.649  perusahaan,  pegawainya  menerima  bantuan  subsidi  gaji/upah.  BSU
              merupakan  salah  satu  upaya  pemerintah  memulihkan  perekonomian  nasional  serta
              mengeluarkan Indonesia dari jurang resesi akibat pandemi Covid-19.

              Menaker menjelaskan pada termin I tersalurkan kepada 12,26 juta orang (98,86 persen) dengan
              nilai Rp14,71 triliun. Termin II tersalurkan kepada 11,04 juta orang (89 persen) dengan nilai
              Rp13,2 triliun. "Kami informasikan bahwa saat ini penyaluran BSU telah sampai pada termin II.
              Adapun data penyaluran BSU per 14 Desember 2020 menunjukkan bahwa realisasi Rp 27,96
              triliun  (93,94  persen),"  ujarnya  via  video  pada  acara  Diskusi  Media  Forum  Merdeka  Barat  9
              (FMB9) di Jakarta, Rabu (16/12).

              Secara  keseluruhan  termin,  penyaluran  bantuan  subsidi/upah  belum  mencapai  100  persen
              lantaran  terkendala  sejumlah  data  rekening  penerima  bermasalah,  sehingga  penyalurannya
              terhambat, terutama pada termin I. "Jika dilihat dari realisasi tersebut memang belum mencapai
              100  persen.  Pada  termin  I  terdapat  sejumlah  data  rekening  bermasalah  dan  tidak  dapat
              ditransfer sehingga mengakibatkan retur," jelas dia.

              BSU Gelombang Terakhir Diserahkan BPJAMSOSTEK Ke Kemnaker Setelah itu, kata Menaker Ida,
              BPJS  Ketenagakerjaan  memiliki  mekanisme  terkait  perbaikan  data  rekening  penerima
              bermasalah.  Sebelum  melanjutkan  penyaluran  pada  termin  II  sejak  pertengahan  November
              2020,  KPK  memberikan  rekomendasi  kepada  Kemnaker  dan  BPJS  Ketenagakerjaan  untuk
              memadankan data penerima dengan dibantu oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian
              Keuangan.

              Selain pemadanan dengan data pajak tadi, pihaknya melakukan monitoring serta evaluasi untuk
              memastikan  agar  penyaluran  tepat  sasaran.  Berdasarkan  rekomendasi  KPK,  BPJS
              Ketenagakerjaan dan Ditjen Pajak untuk melakukan pemadanan data agar BSU tepat sasaran.
              "Alhamdulillah  setelah  pemadanan  dilakukan,  termin  kedua  dapat  terus  dilanjutkan  yang
              prosesnya masih berlangsung hingga saat ini. Mohon bersabar karena jangka waktu penyaluran
              hingga akhir Desember," lanjut Menaker.

              Untuk  memastikan  program  berjalan  dengan  transparan  dan  akuntabel,  Kemnaker  meminta
              pendampingan dari BPK, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan KPK.
              "Kami diaudit oleh BPK dan BPKP, kami dimonitor oleh KPK. Kami pastikan tidak ada dana yang
              mengendap di Kemnaker. Kalaupun masih ada dana retur seluruhnya harus dikembalikan ke Kas
              Negara," tegas dia.

              Sementara itu Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto menjelaskan ada sejumlah
              rekening  penerima  subsidi  gaji/upah  yang  bermasalah,  sehingga  mereka  belum  mendapat
              bantuan  sejak  termin  I  meskipun  memenuhi  kriteria  sebagai  penerima.  Pihaknya  akan  terus
              memperbaiki rekening bermasalah. "Tim kami di seluruh Indonesia bergerak cepat menghubungi
              seluruh  pihak  untuk  bisa  dilakukan  perbaikan  tentunya  segera  akan  kita  serahkan  kepada
              Kemnaker," katanya.



                                                           200
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206