Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2020
P. 139

Title          BAHAS OMNIBUS LAW DI TENGAH CORONA, DPR DIMINTA TAK PROVOKASI PUBLIK
               Media Name     detik.com
               Pub. Date      13 April 2020
                              https://news.detik.com/berita/4975333/bahas-omnibus-law-di-tengah-coro na-dpr-
               Page/URL
                              diminta-tak-provokasi-publik
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Positive









               Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) meminta DPR RI tidak
               melakukan tindakan yang dapat memprovokasi publik, misalnya dengan tetap
               membahas omnibus law RUU Cipta Kerja (Ciptaker) di tengah pandemi virus Corona
               (COVID-19). Perludem menilai keputusan DPR tetap melanjutkan proses
               pembahasan RUU Ciptaker bisa memuat publik marah sehingga berimbas terhadap
               penanganan virus Corona.

               "Mestinya, apalagi DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat itu betul-betul bisa
               memahami situasi sosial dan psikologis masyarakat kita. Jangan kemudian justru
               melihat ini (pandemi virus Corona) sebagai celah untuk terus membahas produk
               hukum yang justru akan mendapatkan penolakan masyarakat," kata Direktur
               Eksekutif Perludem, Titi Anggraini kepada wartawan, Senin (13/4/2020).

               Titi mengatakan keputusan DPR tetap melanjutkan proses pembahasan RUU
               Ciptaker bisa memicu kemarahan masyarakat, sehingga mengabaikan anjuran-
               anjuran pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona. Konfederasi Serikat
               Pekerja Indonesia (KSPI) sebelumnya mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa
               pada 30 April jika DPR tetap membahas RUU Ciptaker.

               "Kan akan kontra produktif justru, di saat kita harus mendorong, misalnya physical
               distancing, jaga jarak, bekerja dari rumah, tetapi DPR dan pemerintah mengambil
               kebijakan yang justru bisa memicu kemarahan masyarakat, yang membuat
               masyarakat malah tidak menaati anjuran-anjuran pemerintah untuk tidak melakukan
               kerumunan dan sebagainya. Jadi segala hal yang menimbulkan provokasi,
               menimbulkan kontroversi serta kemarahan dan ketidakpercayaan publik itu sudah
               semestinya dihindari," sebut Titi.

               Selain itu Titi menilai partisipasi masyarakat tidak akan optimal jika proses
               pembahasan RUU Ciptaker dilanjutkan dengan cara virtual. Sebab, para pihak yang
               terdampak dengan adanya RUU tersebut sangat luas.

               "Ya karena kalau virtual pun daya jangkauannya pasti akan sangat terbatas. Apalagi
               RUU Ciptaker ini kan spektrumnya sangat luas. Jadi para pemangku kepentingan
               yang terdampak itu tidak sederhana, tidak sedikit," terang Titi.

               "Sementara orang-orang yang terdampak RUU Ciptaker ini konsentrasinya juga




                                                      Page 139 of 210.
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144