Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 209

TARIF CUKAI ROKOK BAKAL NAIK DI 2021, BAGAIMANA NASIB PEKERJA?

              Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) menilai rencana kenaikan tarif cukai rokok pada
              2021 harus dipikirkan secara adil dan bijaksana, jangan sampai hal ini membuat pelaku industri
              tembakau khususnya petani dan pekerja sektor sigaret kretek tangan (SKT) makin menderita,
              terutama di tengah kondisi ekonomi sulit di masa pandemi COVID-19.

              Ketua  Umum  AMTI  Budidoyo  mengatakan  selama  ini  pemerintah  mengantongi  sebanyak  70
              persen dari kontribusi pajak dan cukai industri hasil tembakau.

              Menurutnya target penerimaan negara dari cukai dipatok naik 4,8 persen menjadi Rp172 triliun.
              Ini sudah setara dengan 11,9 persen total penerimaan pajak negara. Belum lagi pajak retribusi
              daerah 10 persen dari nilai cukai dan pendapatan PPn rokok.

              Setelah  kenaikan  cukai  2020  mencapai  23  persen,  pabrikan  dinilai  enggan  untuk  menaikkan
              harga jual ke pasaran karena memikirkan daya beli masyarakat. Hasilnya kinerja industri makin
              terpuruk dan imbasnya kepada petani dan pekerja IHT, belum lagi ditekan dampak pandemi.

              "Makanya kalau menurut kami yang perlu dipikirkan para petani dan sektor SKT yang rata-rata
              perempuan.  Kalau  mereka  kehilangan  pekerjaan,  kasihan  kalau  mereka  menjadi  tulang
              punggung, Untuk tahun depan, harapannya SKT tidak perlu naik tarif cukai dulu demi prioritas
              penyelamatan tenaga kerja" ujarnya kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).

              Dia berharap pemerintah bersikap rasional dan bijaksana dalam menentukan kebijakan cukai
              rokok . Jangan sampai kenaikannya terlalu tinggi seperti pada tahun ini yakni 23 persen.

              Adapun,  selain  berkontribusi  secara  ekonomi,  industri  rokok  juga  menyerap  tenaga  kerja
              mencapai 5,9 juta orang. Apabila satu orang menanggung empat anggota keluarga, berarti ada
              20 juta orang menggantungkan hidupnya dari IHT.
              Sebelumnya, Kasubdit Hubungan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Sumondang
              mengatakan bahwa dampak kenaikan cukai rokok dapat menyebabkan perusahaan tutup dan
              terjadi  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK).  Pemerintah  perlu  mengkaji  kembali  kebijakan
              tersebut.

              "Pemerintah  perlu  melihat  dan  menghitung  kembali  dampak  dari  kenaikan  cukai  karena
              bagaimanapun kalau dihitung ini secara ekonomi dan jumlah pengangguran yang berdampak,
              ini harus dilakukan kajian/penelitian atau mengambil keputusan yang bijak," ujar Sumondang.
              Kemenaker berharap bahwa tenaga kerja harus tetap bekerja dan perekenomian tetap bekerja
              dengan baik tanpa adanya PHK. "Kita harus menghitung dampak dari terjadinya kenaikan cukai
              ini. Jangan sampai terjadi PHK dan sampai perusahaan tutup atau lainnya. Perlu kehati-hatian
              dan kajian lebih dalam untuk menghindari ini. Juga harus ada roadmap untuk melihat ini secara
              luas," katanya.


















                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214