Page 265 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 265
Judul Baleg DPR: UU Cipta Kerja Tak Hanya soal Ketenagakerjaan
Nama Media merdeka. com
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://www. merdeka. com/uang/baleg-dpr-uu-cipta-kerja-tak-hanya-
soal-ketenagakerjaan. html
Jurnalis Dwi Aditya Putra
Tanggal 2020-10-14 12:28:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17. 500. 000
News Value Rp 52. 500. 000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
neutral - Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI) Kesemua ini seolah luput dari
perhatian dari banyak kalangan, tertelan isu relasi ketenagakerjaan tadi
negative - Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI) Sebagai bagian dari dinamika
bernegara dan berdemokrasi tentu hal tersebut adalah biasa. Kenyataan tersebut justru
menunjukkan terjaminnya hak konstitusional warga
negative - Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI) Perizinan berusaha selalu berbasis
risiko. Semakin sedikit persyaratannya maka semakin rendah risikonya. Persoalan tumpang tindih
peraturan, pungli, pemerasan, politisasi perizinan, dan berbagai masalah dalam hal perizinan,
diharapkan bisa hilang dengan pengaturan demikian
negative - Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI) Klausul ini setidaknya telah
meminimalisir konflik agraria dan kriminalisasi terhadap masyarakat adat yang kerap terjadi di
banyak wilayah. Lewat one map policy (OMP), UU ini telah membangun kepastian hukum terkait
penggunaan hutan oleh masyarakat. Wujudnya adalah adanya pengaturan tentang perhutanan
sosial, berkenaan dengan status kawasan yang telah terlanjut didiami turunmenurun
Ringkasan
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Willy Aditya menegaskan bahwa di dalam Omnibus Law
atau Undang-Undang Cipta Kerja tidak semata-mara mengatur soal buruh. Di dalam UU tersebut,
hal utama yang menjadi sorotan adalah kemudahan orang berusaha dan membuka lapangan
kerja di Tanah Air.
Di samping itu UU ini juga bicara petani, masyarakat adat, UMKM, koperasi, hingga digitalisasi
siaran. Menurutnya, amat sayang dilewatkan jika perhatian publik hanya tertuju pada satu klaster
saja.
264