Page 297 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2021
P. 297
Program bank wakaf mikro merupakan bagian dari upaya perluasan akses pembiayaan,
pembinaan, dan pemberdayaan ekonomi umat. Dan, sekaligus mengungkit mentalitas
kewirausahaan di lingkungan pesantren dan seluruh komponen masyarakat sekitarnya.
Wimboh menuturkan BWM menonjolkan skema sinergi, gotong royong, tanggung-menanggung,
serta memberikan akses pembiayaan yang mudah, murah, tanpa jaminan, tanpa bunga, dan
hanya sumbangan administrasi bagi masyarakat yang belum secara formal bisa diberi
pembiayaan oleh lembaga keuangan formal.
Sejak diluncurkan tiga tahun lalu, lanjut Wimboh, sudah ada 61 BWM yang tersebar di 19
provinsi. ”Kehadirannya telah dirasakan oleh beribu-ribu nasabah yang jumlahnya akan terus
bertambah. Dan, program bank wakaf mikro ini sekaligus adalah platform tambahan bagi
pesantren dalam pembinaan umat yang berbasis pada pendidikan, pembinaan, dan pemberian
contoh kepada masyarakat,” ujarnya.
Sinergi BWM dengan BLK di pondok pesantren, menurut Wimboh, akan menjadi indikator dalam
penciptaan dan peningkatan kapasitas usaha masyarakat di level sangat mikro dengan melalui
dukungan pendanaan serta pembinaan. Identifikasi akan dilakukan untuk mengetahui nasabah
BWM yang dapat ditingkatkan usahanya untuk mendapatkan pembiayaan lebih besar dan dibina
agar lebih formal sehingga nantinya mereka bisa mendapatkan program-program pembiayaan
formal dari pemerintah, seperti kredit usaha rakyat.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan bahwa sepanjang
pandemi Covid-19 di tahun 2020, Jabar merupakan provinsi tertinggi dalam pencapaian
investasi. Berdasar jawaban pertanyaan yang diajukannya kepada para investor terkait alasan
pemilihan Jawa Barat sebagai lokasi investasi, mereka menganggap bahwa infrastruktur di
provinsi tersebut relatif lebih baik.
”Hal menarik lainnya dari survei kepada investor kenapa mereka suka di Jawa Barat karena
tingkat produktivitas SDM di Jawa Barat skornya tertinggi di Indonesia. Jadi, setara dengan skor
SDM di Vietnam yang dianggap salah satu paling produktif di ASEAN. Ada sekitar 4-6 industri
yang pindah ke provinsi lain karena mengejar upah murah, tapi (ternyata) produktivitasnya juga
ikut turun sehingga kemudian balik lagi (ke Jawa Barat). Akhirnya, saya fasilitasi juga di Jawa
Barat,” kata Ridwan.
296