Page 299 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2021
P. 299

TOLAK REVISI PP TEMBAKAU, INI ALASAN BURUH ROKOK

              JAKARTA, - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman, Serikat
              Pekerja  Seluruh  Indonesia  (FSP  RTMM-SPSI)  Sudarto  meminta  Presiden  Joko  Widodo  untuk
              membatalkan  revisi  Peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  109  Tahun  2012  yang  dinilai  sangat
              memberatkan industri hasil tembakau . Khususnya tenaga kerja yang menggantungkan hidup di
              sektor tersebut.

              "Kami  akan  menyurati  Presiden  Joko  Widodo  untuk  menghentikan  diskusi  rencana  revisi  PP
              tersebut.  Besar  harapan  kami  agar  ini  mendapat  perhatian,  khususnya  pekerja  IHT  dapat
              memperoleh  kepastian  kelangsungan  hidup  dan  kesejahteraan  pekerja,"  ucap  dia  melalui
              keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).

              Dia  menilai,  adanya  indikasi  keterlibatan  lembaga  swadaya  masyarakat  (LSM)  asing  dalam
              kampanye  antirokok  di  Indonesia.  Padahal  sebut  dia, LSM  asing  sama  sekali  tak  memahami
              keadaan dan kondisi Indonesia.
              "Saya rasa itu kita sama-sama tahu ada dana tergulirkan untuk membiayai kampanye antirokok,"
              ujarnya.

              Lebih lanjut kata dia, revisi PP No.109 Tahun 2012 akan menyebabkan para buruh industri hasil
              tembakau (IHT) kehilangan lapangan pekerjaannya. Dia menambahkan, IHT merupakan sektor
              yang turut sangat memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya.

              Bahkan pada situasi pandemi Covid-19, protokol kesehatan sektor padat karya tersebut sangat
              mengutamakan keselamatan pekerjanya. Saat ini, kata Sudarto, RTMM SPSI menaungi sebanyak
              244.221 orang tenaga kerja, 60 persen diantaranya pekerja di IHT.

              "Industri rokok kan bukan hal yang baru, sudah puluhan tahun menjadi sawah dan ladang bagi
              para pekerja di IHT. Sampai detik ini juga industrinya legal, jadi tolong perhatikan buruh-buruh
              kecil yang bekerja di sini," ujar Sudarto.

              "Tenaga kerja IHT, anggota kami juga rakyat Indonesia. Kami mohonkan perhatian dari Bapak
              Menkes  bahwa  Indonesia  adalah  negara  berdaulat  maka  jangan  terpengaruh  dorongan-
              dorongan  kelompok  atau  LSM  asing  antirokok  yang  mengatasnamakan  kesehatan  tapi  tidak
              mempertimbangkan keadaan di Indonesia," sambung dia.

              Sebagai informasi, rencana revisi PP 109/2012 akan fokus pada perluasan gambar peringatan
              kesehatan dari 40 persen menjadi 90 persen serta pelarangan total promosi dan iklan di berbagai
              media termasuk tempat penjualan.

              PP 109/2012 yang saat ini berlaku dinilai tidak cukup ketat dalam mengatur pengendalian produk
              rokok maupun pembatasan komunikasi produsen dengan konsumen.


















                                                           298
   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303   304