Page 19 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 19

Laporan The Future of Jobs yang diterbitkan Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Oktober 2020
              memprediksi, sebanyak 85 juta pekerjaan akan punah dan digantikan mesin atau robot pada
              2025. Seiring dengan hal itu, 97 juta jenis pekerjaan baru yang lebih relevan dengan konteks
              perkembangan teknologi dan industri akan muncul.

              Otomasi dan disrupsi pasar tenaga kerja teijadi lebih cepat daripada yang diperkirakan akibat
              pandemi  Covid-19.  Hasilnya,  disrupsi  ganda  bagi  pekerja.  Tanpa  upaya  proaktif,  situasi  ini
              memperparah kesenjangan so-sial-ekonomi, terutama di Indonesia, yang mayoritas angkatan
              kerjanya berpendidikan sekolah menengah pertama ke bawah.

              Wakil  Ketua  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  Bidang  Ketenagakerjaan  Anton  J
              Supit, Minggu (29/11/2020), mengatakan, untuk menjawab tantangan itu, pemerintah dan dunia
              usaha harus duduk bersama. Tujuannya, mendefinisikan ulang peta jalan pendidikan vokasi di
              Indonesia. Sistem pendidikan vokasi harus dibenahi untuk menghasilkan angkatan kerja yang
              kompetitif.

              Masalahnya, selama ini, dunia usaha belum paham atau tidak mau terlibat dalam sistem vokasi.
              Pekerja  terampil  diperoleh  dengan  cara  merekrut  atau  membajak  pekerja  terampil  dari
              perusahaan lain. "Padahal, ketika bicara sistem vokasi, sifatnya ganda antara dunia praktik dan
              pendidikan. Satu kaki di sekolah, satu kaki di industri. Contohnya, sistem vokasi yang sudah
              teruji, seperti di Jerman, 70 persen pendidikan vokasi itu ada di lapangan, bukan sekolah," ujar
              Anton.
              Menurut data Badan Pusat Statistik, ada 9,77 juta penganggur di Indonesia pada Agustus 2020.
              Anton menambahkan, peran aktif pelaku industri dibutuhkan. Selama ini, pendidikan vokasi di
              industri diterjemahkan lewat program magang dan on-the-job training. Namun, sistem vokasi
              yang strategis tidak cukup dijawab dengan program magang dasar. Perusahaan harus bersedia
              berinvestasi pada program pelatihan dan pendidikan komprehensif.

              Hasil  survei  WEF  menunjukkan,  94  persen  perusahaan  yang  tergabung  di  Kadin  Indonesia
              bersiap memasuki era otomasi kerja. Sebanyak 82 persen perusahaan melatih ulang pekerja, 76
              persen perusahaan merekrut anggota staf temporer dengan keterampilan yang lebih relevan,
              dan 53 persen perusahaan memecat karyawan yang kurang terampil mengoperasikan teknologi.

              Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenaga-kerjaan Kementerian Ketenagakerjaan
              Bambang Satrio Lelono mengatakan, sistem vokasi yang terintegrasi antara pendidikan sekolah
              dan industri sudah mulai diterapkan. Namun, penerapannya masih parsial, belum menjadi satu
              strategi  besar  lintas  kementerian.  Sejak  2018,  Kemenaker  telah  merumuskan  desain  besar
              pelatihan vokasi nasional untuk memetakan jenis pekerjaan yang akan hilang dan tumbuh serta
              estimasi sesuai tuntutan perkembangan industri.

              Transformasi

              Dalam  webinar  Kompas  Talks  yang  digelar  harian  Kompas  dan  Keluarga  Alumni  Universitas
              Gadjah  Mada,  Sabtu  (28/11),  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menyatakan,  pandemi
              Covid-19 mempercepat transformasi kerja sehingga semakin fleksibel dari segi waktu, tempat,
              dan keahlian.

              "Transformasi  ini  berdampak  pada  hubungan  pemberi  kerja  dan  tenaga  kerja.  Orientasinya
              melindungi hak pekerja dan keberlangsungan usaha," kata Ida. Menurut Presiden Konfederasi
              Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Si-laban, tenaga kerja mau tidak mau harus
              beradaptasi dengan mengembangkan keterampilan digital, pola pikir memecahkan masalah, dan
              strategi komunikasi sehingga dapat menguatkan kemitraan dengan pengusaha sebagai bagian
              dari solusi bersama. (AGE/JUD)



                                                           18
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24