Page 32 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 32

Iuran program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) tidak berasal dari pekerja/buruh dan tanpa
              mengurangi  manfaat  program  jaminan  sosial  lainnya.  Adapun  rekomposisi  program  jaminan
              kecelakaan kerja (JKK) disebut paling memungkinkan sebagai salah satu sumber pendanaan JKP.

              Undang-undang Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja mengamanatkan tiga sumber pendanaan
              bagi  program  JKP.  Diantaranya  adalah  modal  awal  dari  pemerintah  sebesar  Rp  6  triliun,
              rekomposisi iuran dari program jaminan sosial lainnya, dan/atau dana operasional BP Jamsostek.
              Masukan  tentang  penggunaan  dari  masing-masing  sumber  dana  itu  banyak  bermunculan.
              Ketentuan  teknis pun  kini  sedang diramu  pemerintah.  Dalam  hal  ini,  Deputi  Direktur  Bidang
              Project  Management Office  BP  Jamsostek  Romie  Erfianto  menerangkan  opsi  pendanaan dari
              rekomposisi iuran dari jaminan sosial lainnya.

              Dia  menjelaskan,  saat  ini  pembiayaan  dibebankan  pada  pemberi  kerja  dan  kontribusi
              pemerintah. Rekomposisi iuran tidak berasal dari pekerja/buruh dan tanpa mengurangi manfaat
              program  jaminan  sosial  lainnya  yang  menjadi  hak  pekerja/buruh.  Oleh  karena  itu,  sumber
              pendanaan melalui rekomposisi iuran program jaminan sosial lainnya akan dirasionalisasi.

              "Yang paling memungkinkan dari empat program jaminan sosial (sebagai pendanaan) JKP adalah
              rekomposisi  iuran  dari  program  JKK.  Karena  JKK  sendiri  rasio  klaimnya  masih  rendah  dan
              kemudian  pemberi  kerja  berdasarkan  risiko,  iurannya  mulai  dari  0,24%-1,74%. Manfaat  JKK
              akan tetap sama, tinggal ratenya yang di rekomposisi.Untuk saat ini desain rekomposisi iuran
              kita  tetapkan  untuk  menggunakan  JKK,"  terang  Romie  pada  webinar  berjudul  Kupas  Tuntas
              Omnibus Law Cipta Kerja Jaminan Kehilangan Pekerjaan, dikutip Minggu (29/10).

              Adapun data BP Jamsostek terkait rasio klaim JKK memang tercatat relatif rendah tapi tercatat
              terus meningkat. Pada tahun 2017, iuran yang dikumpulkan mencapai Rp 4,64 triliun dengan
              klaim sebesar Rp 971,95 miliar. Rasio klaim JKK pada 2017 tercatat sebesar 20,90%. Berlanjut
              pada  tahun  2018,  total  iuran  yang  berhasil  dihimpun  menjadi  Rp  5,32  triliun  dengan  klaim
              mencapai Rp 1,22 triliun. Sehingga rasio klaim JKK pada tahun 2018 menjadi 23,04%.

              Untuk tahun 2020, rasio klaim meningkat menjadi 26,60%. Ketika itu iuran mencapai Rp 5,92
              triliun dan klaim yang dibayarkan sebesar Rp 1,57 triliun. Lebih lanjut, Romie menjabarkan alasan
              tiga program lainnya tidak cocok untuk di rekomposisi sebagai sumber pendanaan program JKP.

              Menurut telaahnya, pada program jaminan hari tua (JHT) pemberi kerja harus membayarkan
              iuran sebesar 3,7% dan iuran oleh pekerja sebesar 2%. Program itu bertujuan menjamin peserta
              dan dapat menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap,
              atau meninggal dunia. Program JHT sendiri memiliki hasil pengembangan. "Kalau ini diambil
              mengurangi  JHT,  maka  dampaknya  mengurangi  hasil  pengembangannya.  Karena  JHT  ini
              kumpulan dari iuran beserta imbal hasil, kalau diambil maka akan mengurangi manfaat, ini tidak
              mungkin kita lakukan," ujar dia.

              Penilaian  serupa  juga  disampaikan  pada  program  jaminan  pensiun  (JP),  salah  satu
              pertimbangannya adalah karena persentase iuran masih relatif kecil. Iuran pemberi kerja sebesar
              2% dan pekerja sebesar 1%. BP Jamsostek selalu melakukan reviu untuk menaikkan porsi iuran
              sebagai upaya mendorong kehidupan lebih baik peserta di masa mendatang. Program ini juga
              dianggap kurang memadai untuk di rekomposisi karena kebijakan rutinitas menaikan iuran setiap
              tahunnya.

              Sedangkan  untuk  program  jaminan  kematian  (JKM),  saat  ini  terjadi  penambahan  manfaat
              jaminan sosial. Selain jaminan atas kematian itu sendiri, JKM memiliki manfaat terkait beasiswa
              sampai dengan kuliah yang dan antisipasi terkait PHK. Adapun iuran yang harus dibayarkan oleh
              pemberi  kerja  pada  program  ini  sebesar  0,3%.  Rekomposisi  dari  iuran  JKM  dinilai  akan
              menimbulkan dampak pada keberlangsungan program.


                                                           31
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37