Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 130

aspirasi terhadap RUU tersebut. Hanya, kembali, ia menekankan, jangan sampai aksi tersebut
              mengorbankan pihak-pi-hak yang tidak berdosa.


              Ringkasan

              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan, terdapat tujuh alasan mengapa RUU
              Omnibus Law Cipta Kerja layak ditolak Untuk meresponsnya, Presiden KSPI Said Iqbal bahkan
              siap menggelar mogok nasional pada 6-8 Oktober 2020.
              Alasan  pertama,  kata  Iqbal,  adalah  upah  minimum  kabupaten  (UMK)  bersyarat  dan  upah
              minimum sektoral kabupaten (UMSK) dihapus. Menurut dia, UMK tidak perlu bersyarat dan UMSK
              harus tetap ada. Soalnya, nilai UMK tiap kabupaten/kota berbeda-beda. Alasan kedua, pesangon
              yang berubah, dari 32 bidan upah menjadi 25 bulan.


              TUJUH ALASAN, MENGAPA RUU CIPTA KERJA HARUS DITOLAK

              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan, terdapat tujuh alasan mengapa RUU
              Omnibus Law Cipta Kerja layak ditolak Untuk meresponsnya, Presiden KSPI Said Iqbal bahkan
              siap menggelar mogok nasional pada 6-8 Oktober 2020.
              Alasan  pertama,  kata  Iqbal,  adalah  upah  minimum  kabupaten  (UMK)  bersyarat  dan  upah
              minimum sektoral kabupaten (UMSK) dihapus. Menurut dia, UMK tidak perlu bersyarat dan UMSK
              harus tetap ada. Soalnya, nilai UMK tiap kabupaten/kota berbeda-beda. Alasan kedua, pesangon
              yang berubah, dari 32 bidan upah menjadi 25 bulan.

              "Sembilan belas bulan dibayar pengusaha dan 6 bulan dibayar pemerintah lewat BP Jamsostek.
              Dari  sumber  mana  BP  Jamsostek  mendapat  sumber  dana  untuk  membayar  pesangon?  BP
              Jamsostek justru bisa bangkrut dengan skema ini," kata Iqbal.
              Ketiga, mengenai PKWT atau kontrak seumur hidup, tidak ada batas waktu kontrak. Menurut
              dia, buruh menolak PKWT seumur hidup.

              Keempat, outsourcing pekerja seumur hidup tanpa batas jenis pekerjaan. Padahal, sebelumnya,
              outsourcing dibatasi hanya untuk lima jenis pekerjaan.

              "Kelima, waktu kerja tetap eksploitatif. Keenam, hak cuti hilang dan hak upah atas cuti hilang.
              Cuti haid dan melahirkan bagi pekerja perempuan hilang karena hak upahnya atas cuti tersebut
              hilang.  Alasan  ketujuh,  hilangnya  jaminan  pensiun  dan  kesehatan  karena  karyawan  bisa
              dikontrak dan outsourcing seumur hidup," ujarnya.

              "Dari tujuh isu hasil kesepakatan tersebut, buruh menolak keras. Oleh karena itulah, 2 juta buruh
              sudah terkonfirmasi akan melakukan mogok nasional yang berlokasi di lingkungan perusahaan
              masing-masing," katanya.

              10.000 buruh

              Unjuk rasa menolak pengesahan RUU Omnibus Law diperkirakan akan diikuti oleh sedikitnya
              10.000  buruh  dari  Jakarta,  Jawa  Barat,  dan  Banten.  Demikian  diungkapkan  Ketua  Umum
              Pimpinan  Pusat  Federasi  Serikat  Pekerja  Tekstil,  Sandang,  dan  Kulit  Serikat  Pekerja  Seluruh
              Indonesia (PP FSP TSK SPSI) Roy Jinto Ferianto, kemarin.

              Menurut dia, langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi andaikata pemerintah curi start
              memaksakan  pengesahan  RUU  Cipta  Kerja  menjadi  UU.  "Kalau  dipaksakan,  bukan  tidak

                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135