Page 131 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 131

mungkin,  besok,  buruh  akan  melakukan  aksi  spontan  walaupun  harus  long  mars  atau
              menggunakan kendaraan roda dua," katanya.
              Sebermula,  aksi  mogok  nasional  dan  unjuk  rasa  dijadwalkan  berlangsung  pada  6-8  Oktober
              2020.  Roy  memastikan  bahwa  agenda  tersebut  akan  tetap  dijalankan,  sesuai  dengan
              kesepakatan  2  konfederasi  dan  32  federasi  buruh  nasional.  "Agenda  nanti  mencermati
              perkembangan  terbaru  hasil  rapat  panja  dan  pemerintah  yang  ternyata  mengkhianati
              kesepakatan dengan buruh," ujarnya.

              Untuk  rencana  besar  aksi  mogok  nasional  dan  unjuk  rasa  sendiri,  menurut  dia,  tetap  akan
              berlangsung pada 6-8 Oktober 2020. Pada 6 dan 7 Oktober, aksi dipusatkan di kabupaten/kota.
              "Apakah di

              Dari tujuh isu hasil kesepakatan tersebut, buruh menolak keras. Oleh karena itulah, 2 juta buruh
              sudah terkonfirmasi akan melakukan mogok nasional.

              "lokasi  perusahaan  atau  di  kantong-kantong  pemerintahan.  Pada  8  Oktober,  sebagian  besar
              buruh akan berangkat ke Jakarta untuk menggelar aksi unjuk rasa yang lebih besar," tuturnya.

              Tujuan utama buruh, menurut dia, agar RUU Cipta Kerja batal ditetapkan sebagai UU. Pasalnya,
              banyak pasal di dalam RUU tersebut yang merugikan kaum buruh dan hanya berpihak terhadap
              pemilik modal. "Salah satunya tentang pesangon. Pada 27 September, sudah disepakati bahwa
              pesangon saat terjadi pemutusan hubungan kerja adalah 32 kali gaji, dengan komposisi 23 kali
              upah dari pengusaha dan 9 kali upah dari pemerintah," ujar Roy.

              Namun, menurut dia, dalam kesepatakan terbaru antara pemerintah dan panitia kerja (panja),
              pada Sabtu (9/-4/2020) malam, nilainya kembali diturunkan menjadi 19 kali upah dari pengusaha
              dan 6 kali dari pemerintah.

              "Kami kecewa dengan hasil rapat tersebut. Sangat disayangkan keputusan diubah-ubah. Masih
              banyak aturan lain dalam RUU tersebut yang merugikan buruh," tuturnya.

              Menurut  Roy,  semua  buruh  bersepakat  menolak  keputusan  panja  dan  pemerintah.  Buruh
              menolak RUU Cipta Kerja dibawa ke sidang paripurna dan disahkan menjadi UU. "Jika menjadi
              UU, dalam 17-30 tahun ke depan, buruh akan semakin sengsara, mudah dilakukan PHK, daya
              tawarnya rendah di hadapan pengusaha," ujarnya.

              Tak mengganggu
              Merespons  adanya  rencana  aksi  mogok  nasional,  Dewan  Pertimbangan  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia (Apindo) Jawa Barat Dedy Widjaja berharap, aksi yang dilakukan tidak menganggu
              proses  produksi.  Dengan  demikian,  aksi  teresebut  semestinya  dilakukan  di  luar  jam  kerja
              sehingga tidak ada imbas negatif yang berpeluang terjadinya gangguan dalam proses produksi.
              Ia menuturkan, setiap perusahaan memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi kepada klien.
              Akan  tetapi,  jika  aksi  mogok  dilangsungkan  pada  jam  kerja,  dapat  dipastikan  bahwa  proses
              produksi tidak akan optimal, bahkan terhenti.

              Kondisi itu dikhawatirkan akan berdampak pada terlambatnya pemenuhan permintaan pembeli.
              Ditambah lagi, ada sejumlah jenis industri yang, di dalam prosesnya, tak boleh ada mesin yang
              terhenti meskipun sesaat.

              "Saat ini, sudah setengah mati, ditambah aksi mogok direncanakan tiga hari. Artinya, seminggu
              ke depan, sudah habis. Jika karena hal tersebut order tidak datang, kemudian pabrik tutup, siapa
              yang akan bertanggung jawab?" ujarnya melalui telefon, Minggu (4/10/2020).



                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136