Page 25 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 25

Merujuk data Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), jumlah pekerja yang terkena lay-oJJdan
              dirumahkan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kuartal II lalu mencapai 3,5 juta
              orang.  Sementara  versi  pengusaha  jumlahnya  lebih  besar.  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia
              (Apindo)  dan  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  mencatat,  jumlah  pekerja  yang
              terkena PHK dan dirumahkan di tengah pandemi Covid-19 sepanjang kuartal II mencapai 7 juta
              orang.

              Dipicu resesi

              Gelombang PHK dipastikan bakal terus berlanjut menyusul suramnya prediksi ekonomi di kuartal
              III  ini.  Pemerintah  bahkan  sudah  memastikan  pertumbuhan  ekonomi  di  kuartal  III  kembali
              kontraksi di kisaran minus 2,9% hingga 1,1%. Angka tersebut lebih dalam dibandingkan proyeksi
              awal yang di kisaran minus 2,1% hingga 0%.

              "Negatif kuartal III kemungkinan masih berlangsung hingga kuartal 4, tapi kita masih upayakan
              bisa mendekati 0 atau positif," ujar Menteri Keuangan sri Mulyani Indrawati.
              Artinya, ekonomi Indonesia resmi masuk jurang resesi. Yakni, pertumbuhan ekonomi negatif
              dalam dua kuartal berturut-turut. Sebab, pada kuartal II yang lalu, Indonesia telah mencatatkan
              pertumbuhan ekonomi minus 5,32%.

              Sesuai  dengan  namanya  yang  berarti  kelesuan  atau  kemerosotan,  resesi  tentu  momok
              menakutkan  bagi  perusahaan  maupun  pekerja.  Pasalnya,  resesi  mengakibatkan  penurunan
              secara  simultan  pada  setiap  aktivitas  di  sektor-sektor  ekonomi.  Sebut  saja  lapangan  kerja,
              investasi, dan juga keuntungan perusahaan.

              Terjadinya resesi ekonomi menimbulkan efek domino pada masing-masing kegiatan ekonomi
              tersebut. Dampaknya akan terjadi banyak pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja.

              Secara  lebih  lanjut,  kondisi  tersebut  mengakibatkan  daya  beli  masyarakat  menurun  yang
              berimbas  pada  turunnya  keuntungan  perusahaan.  Bahkan,  banyak  perusahaan  yang  tidak
              menghasilkan keuntungan sama sekali.

              Hal  ini  sangat  mungkin  terjadi  karena  daya  beli  masyarakat  melemah,  sementara  kelas
              menengah  atas  menahan  konsumsi.  Belum  lagi  penerapan  protokol  kesehatan  ketat  yang
              membuat  ekonomi  tidak  bisa  beroperasi  100%.  "Akibatnya  perusahaan  bisa  jadi  zom-bie
              companies," ujar ekonom Muhammad Chatib Basri.

              Dalam kondisi sulit seperti itu, sudah pasti perusahaan melakukan efisiensi besar-besar-an. Salah
              satunya  dengan  mengurangi  jumlah  karyawan.  Maka,  jangan  heran  kalau  gelombang  PHK
              karyawan masih terus terjadi.

              Terlebih kebijakan PSBB ketat di wilayah DKI Jakarta dan sejumlah kota penyangga kembali
              diberlakukan sejak pertengahan September lalu.

              Maka, Kemnaker memprediksi, jumlah PHK sampai akhir tahun bisa meningkat hingga mencapai
              5,32 juta orang. Dengan demikian, jumlah pengangguran bisa lebih dari 10 juta hingga akhir
              tahun  ini.  Sebab,  berdasarkan  data  Badan  Pusat.  Statistik  (BPS)  awal  2020  lalu  posisi
              pengangguran Indonesia sudah di kisaran 6,8 juta jiwa.

              "Tapi kami terus mencoba untuk menekan tingkat pengangguran agar tetap di bawah dua digit,"
              kata Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah.
              Itu belum termasuk tambahan 2,24 juta orang yang membutuhkan lapangan kerja baru setiap
              tahunnya. Dengan tambahan itu, jumlah pengangguran secara kumulatif bisa mencapai 14 juta



                                                           24
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30