Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 27

Kondisi  itu  memaksa  sebagian  perusahaan  melakukan  efisiensi,  termasuk  melakukan  PHK
              terhadap karyawannya. Hingga saat ini, sudah sekitar 17% perusahaan logistik melakukan PHK
              karyawan. "Sedangkan 7,8% sedang dalam proses melakukan PHK," ujar' Yukki Hanafi, Ketua
              ALFI.

              Ia pun memastikan gelombang PHK di industri ini akan tenis berlanjut jika pandemi tidak kunjung
              usai dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan. Sebab, mayoritas perusahaan tidak mungkin
              bisa bertahan lama dalam kondisi sulit seperti sekarang ini. "Kurang dari 50% perusahaan yang
              memiliki cashflow untuk bertahan 6 bulan hingga 1 tahun ke depan," cetusnya.

              Ancaman PHK besar-besaran juga mengintai sektor kuliner, khususnya di Ibukota, menyusul
              kebijakan PSBB ketat jilid II yang melarang pengunjung untuk makan di tempat atau dine in.
              Kondisi  ini  bahkan  berdampak  lebih  bumk  dibanding  dengan  PSBB  tahap  awal  karena
              kemampuan cashflow atau 'napas' dunia usaha sudah semakin menipis setelah melewati PSBB
              pertama kemarin.

              Emil  Arifin, Wakil  Ketua  Umum  Bidang  Restoran  Perhimpunan  Hotel  dan  Restoran  Indonesia
              (PHRI), menyatakan, di era new normal atau kebiasaan baru awal Juni lalu, sejatinya bisnis
              restoran baru memasuki tahap pemulihan.

              Namun, begitu diterapkan kembali PSBB ketat, bisnis perusahaan kian menurun, sehingga tidak
              mungkin  menanggung  biaya  beban  karyawan  yang  sangat  besar.  Menurut  dia,  ada  ribuan
              restoran yang tersebar di 80 pusat belanja di Jakarta bakal melakukan PHK secara signifikan.

              Pasalnya, dengan kebijakan tidak boleh melakukan dine in, banyak pengusaha restoran yang
              lebih  memilih  menutup  sementara  gerai  restorannya  ketimbang  harus  beroperasi  dengan
              menanggung beban karyawan yang besar, sementara omzet terjun bebas.

              Menurut  dia,  ada  sekitar  230.000  orang  yang  terkena  PHK.  Mayoritas  dari  mereka  adalah
              karyawan harian seperti waiters dan helper yang jumlahnya mencapai 70% dari total karyawan.
              "Itu bani kami hitung di resto di dalam mal, belum yang foodcourt atau restoran h t and alone
              yang di pinggir jalan yang jumlahnya 4.000 restoran," ujarnya.

              Saat ini, di industri restoran ada tiga kriteria pekerja. Yakni, pekerja harian, pekerja kontrak, dan
              pekerja tetap. Sejak PSBB pertama diberlakukan, banyak restoran yang begitu kontrak selesai
              tidak melakukan perpanjangan, tetapi mengalihkan status karyawannya menjadi harian dengan
              kebijakan gaji dibayarkan sesuai dengan kedatangan.

              Sedangkan  untuk  karyawan  tetap  pun,  dengan  kondisi  saat  ini  terpaksa  harus  melakukan
              pemangkasan agar roda perekonomian berjalan.

              Untuk  meminimalisir  besarnya  ancaman  PHK,  ia  meminta  Pemerintah  Provinsi  DKI  Jakarta
              membolehkan restoran melayani makan di tempat. "Kalau tidak, maka sampai Desember kami
              perkirakan  yang  tutup  permanen  itu  bisa  30%  hingga  40%  dari  total  seluruh  restoran  di
              Indonesia," tambahnya.

              Efek gulir yang ditimbulkan PSBB terhadap ekonomi memang cukup besar. Namun, kebijakan
              pengetatan  tetap  diperlukan  guna  mengendalikan  penyebaran  wabah  tidak  makin  meluas.
              "Sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat," ucap Tauhid.
              Caption:

              Resesi ekonomi dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II bakal memicu
              gelombang lanjutan PHK karyawan.



                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32