Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 91

Ringkasan

              Pemerintah bersama Badan Legislasi DPR (Baleg) dalam Panitia Kerja RUU Cipta Kerja sepakat
              membawa RUU Cipta Kerja ke pembahasan tingkat rapat paripurna. Hal ini ditetapkan dalam
              rapat pengambilan keputusan Tingkat I RUU Cipta Kerja yang dilaksanakan Sabtu (3/10) malam.



              RUU CIPTA KERJA LINDUNGI PEKERJA DAN UMKM

              Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Rancangan UndangUndang (RUU) Cipta
              Kerja memprioritaskan perlindungan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
              serta  para  pekerja.  Dengan  demikian,  pelaku  UMKM  dan  para  pekerja  tidak  perlu  khawatir
              terhadap RUU yang segera disahkan menjadi UU tersebut.

              "RUU Cipta Kerja juga bakal mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional karena RUU ini
              ditujukan untuk memberikan manfaat yang optimal kepada para pekerja dan masyarakat luas,
              dengan tetap menyeimbangkan kepentingan pelaku usaha," ujar Airlangga di Jakarta, Minggu
              (4/10).

              Pemerintah bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR dan DPD menyepakati substansi RUU Cipta
              Kerja dalam rapat kerja (raker) pengambilan keputusan terhadap pembicaraan tingkat I RUU itu
              di Jakarta, Sabtu (3/10) malam.

              RUU  Cipta  Kerja  akan  dibawa  ke  rapat  paripurna  DPR  untuk  pengambilan  keputusan  dan
              mendapatkan pengesahan. Untuk itu, pimpinan DPR akan menggelar rapat konsultasi pengganti
              rapat badan musyawarah (bamus) guna menentukan jadwal sidang paripurna. Rapat parpurna
              sedianya digelar pada Kamis (8/10).

              Airlangga  Hartarto  menjelaskan,  perlindungan  terhadap  pelaku  UMKM  dan  pekerja tercermin
              pada  poin-poin  krusial  yang  telah  disepakati  pemerintah  dengan  Baleg  DPR.  Begitu  pula
              keseimbangan kepentingan para pelaku usaha. (Lihat pointer)

              "RUU Cipta Kerja akan mendorong reformasi regulasi dan debirokratisasi, sehingga pelayanan
              pemerintahan akan iebih efisien, mudah, dan pasti, sejalan dengan penerapan norma, standar,
              prosedur, dan kriteria (NSPK) serta penggunaan sistem elektronik," papar dia.

              Selama ini, menurut Airlangga, investasi dan pembukaan lapangan kerja kerap terhambat proses
              perizinan  bisnis  yang  rumit  dan  lama,  persyaratan  investasi  yang  memberatkan,  pengadaan
              lahan yang sulit, serta pemberdayaan UMKM dan koperasi yang belum optimal.

              "Belum lagi proses administrasi dan birokrasi perizinan yang cenderung lamban, yang akhirnya
              menghambat investasi dan pembukaan lapangan kerja," tutur dia.

              Menko Perekonomian mengungkapkan, RUU Cipta Kerja ditujukan untuk menyelesaikan berbagai
              permasalahan  yang  menghambat  investasi  dan  pembukaan  lapangan  kerja  melalui
              penyederhanaan sistem birokrasi dan perizinan.

              RUU Cipta Kerja, kata Air-langga Hartarto, juga memberikan kemudahan bagi pelaku usaha,
              terutama UMKM, mendorong ekosistem investasi yang kondusif, serta menciptakan lapangan
              kerja untuk menjawab kebutuhan angkatan kerja yang terus bertambah.
              "Aspek  transparansi  pun  selalu  dijunjung  tinggi  dalam  penyusunan  RUU  ini.  Seluruh  proses
              pembahasan selalu disiarkan secara langsung melalui TV Parlemen," ucap dia.

              Dia menambahkan, rapat pembahasan RUU Cipta Kerja pun bersifat terbuka yang dapat diikuti
              secara tatap muka maupun melalui video conference atau online, serta diliput langsung oleh
                                                           90
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96