Page 42 - E-Magz MPOWER edisi Triwulan IV 2018
P. 42
WAWANCARA
Melindungi Generasi Penerus Bangsa
Kondisi ekonomi seringkali membuat seorang anak dihadapkan kepada kondisi dimana mereka terpaksa
harus turut bekerja. Tak jarang, anak-anak ini juga menjadi putus sekolah. Kemudian, bagaimana
sebenarnya negara mengatur pelindungan bagi pekerja anak? Simak wawancara Tim Warkop Naker 51
dengan Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak Kementerian Ketenagakerjaan RI, Drs.
Asep Gunawan,M.M. tentang perlindungan bagi pekerja anak.
Bolehkah seorang anak bekerja? Jadi bagaimana untuk memastikan agar anak
Jawab: Jadi begini, saya sampaikan dulu ya, bahwa yang bekerja dapat tetap bisa belajar dan
yang dimaksud anak adalah mereka yang usianya memiliki kesempatan untuk tumbuh serta
masih di bawah 18 tahun, sehingga mereka dinilai berkembang dengan baik?
secara fisik dan mental belum berkembang dengan Jawab: Kita harus memastikan bahwa pekerjaan
matang. Kemudian, masa anak-anak ini kan yang dilakukan si anak adalah pekerjaan yang
seharusnya dipergunakan untuk belajar/sekolah dan apabila dikerjakan oleh anak maka tidak
bermain, bukan untuk bekerja. Namun memang mengganggu tumbuh kembang, keselamatan,
faktanya, banyak dijumpai anak yang turut bekerja kesehatan, moral dan pendidikan anak. Dan kita
mencari nafkah, hal ini dapat terjadi karena faktor harus membedakan antara anak yang bekerja dan
kemiskinan ataupun budaya. Jika keadaan pekerjaanak.Karenasebenarnyaduahalinimemiliki
keluarganya memang mengharuskan si anak perbedaan yang cukup signifikan. Anak yang bekerja
bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, boleh- adalah anak yang bekerja untuk membantu orang
boleh saja, asal pekerjaan yang dilakukan tidak tua/keluarga, terdapat transfer keahlian (pekerjaan
menganggu hak si anak untuk belajar dan bertumbuh bersifat tradisional), bekerja dalam waktu pendek,
kembang dengan baik. masih tetap sekolah, bekerja merupakan bagian dari
42 Edisi Triwulan IV/2018