Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 17

Ringkasan

              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) singgung Gubernur di sejumlah provinsi yang menaikkan
              Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 atau tidak mengikuti kebijakan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah.  Ketua  Umum  Apindo  Hariyadi  Sukamdani  menilai
              kemungkinan adanya sikap politis para gubernur tersebut dalam memutuskan kenaikan UMP
              2021  karena  mau  Pemilihan  Presiden  (Pilpres)  2024.  Terlepas  dari  itu  benar  atau  tidak,  dia
              menilai keputusan itu kurang tepat.



              SENTIL GUBERNUR NAIKKAN UMP, PENGUSAHA PUSING SAMA KEPUTUSAN ANIES

              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) singgung Gubernur di sejumlah provinsi yang menaikkan
              Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 atau tidak mengikuti kebijakan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.

              Ketua  Umum  Apindo  Hariyadi  Sukamdani  menilai  kemungkinan  adanya  sikap  politis  para
              gubernur  tersebut  dalam  memutuskan  kenaikan  UMP  2021  karena  mau  Pemilihan  Presiden
              (Pilpres) 2024. Terlepas dari itu benar atau tidak, dia menilai keputusan itu kurang tepat.

              "Rasanya tidak (terkait) Pilkada, tapi mau Pilpres 2024. Seinget saya nama-nama ini adalah yang
              muncul di polling-polling yang akan berkompetisi di 2024, tapi tidak tahu lah saya tidak bisa
              menjawab itu. Tapi yang jelas ini kurang memperhatikan," kata Hariyadi dalam konferensi pers
              di kantornya, Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/11/2020).

              Menurutnya, UMP ini bukan berarti berlaku untuk upah keseluruhan, melainkan hanya berlaku
              untuk  pekerja  baru  atau  fresh  graduate.  Pekerja  dinilai  masih  bisa  negosiasi  gaji  sesuai
              kemampuan perusahaan walaupun UMP 2021 tidak naik.
              "Kami tidak akan menggugat karena keputusan itu kan memang ada di kepala daerah. Hanya
              kami menyayangkan karena kenaikan ini tidak melihat kondisi real dan pemahamannya terhadap
              upah minimum sebagai jaring pengaman sosial itu kelihatannya kurang," tuturnya.

              Senada  dengan  Hariyadi,  Wakil  Sekretaris  Umum  Apindo  yang  juga  Wakil  Ketua  Dewan
              Pengupahan Nasional, Adi Mahfudz mengatakan saat ini kondisi sedang tidak normal karena ada
              pandemi COVI-19. Untuk itu, dinilai tidak relevan jika UMP 2021 naik.

              "Saat  ini  kita  dalam  kondisi  tidak  normal,  yaitu  pandemi  COVID-19.  Aturan  PP  78  yang
              seyogyanya  diharapkan  dapat  diterapkan  menjadi  tidak  dapat  diterapkan  karena  situasi  dan
              kondisi yang ada tidak memungkinkan," urai Adi.

              Pengusaha tambah dibikin pusing dengan kebijakan Gubernur Anies Baswedan. Klik halaman
              selanjutnya.

              Satu-satunya saat ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil jalan tengah dalam
              menetapkan  UMP  2021.  Dia  mengambil  kebijakan  asimetris  atau  berlaku  tidak  sama  bagi
              perusahaan yang terdampak, dengan yang tidak terdampak pandemi COVID-19.

              Bagi perusahaan yang tidak terdampak COVID-19 wajib menaikkan UMP 2021 Jakarta menjadi
              Rp  4.416.186,548  atau naik  3,27%  dari  UMP  tahun  ini  yang  Rp  4.276.349.  Sedangkan  bagi
              perusahaan yang terdampak pandemi, besaran UMP 2021 boleh sama dengan UMP 2020.

              Hariyadi  mengatakan  kebijakan  itu  menyulitkan.  Dalam  pelaksanaannya  dinilai  akan
              menimbulkan  pro  dan  kontra  antara  pekerja  dan  pengusaha  dalam  menetapkan  suatu
              perusahaan terdampak atau tidak terdampak pandemi COVID-19.


                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22