Page 209 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 209

SEJUMLAH PROVINSI NAIKKAN UPAH MINIMUM, APINDO: GUBERNUR BELUM
              PAHAM ESENSI UPAH
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyesalkan sejumlah daerah yang menaikkan upah
              minimum. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menilai, gubernur yang menaikkan upah
              minimum kurang memahami esensi adanya upah minimum.

              "Kami  menyayangkan  para  gubernur  yang  menaikkan  upah  minimum,"  kata  Hariyadi  saat
              konferensi pers, Senin (2/11).

              Seharusnya,  kata  dia,  gubernur  melihat  kondisi  yang  ada  dimana  pengusaha  mengalami
              kesulitan  di  tengah  pandemi  covid-19.  Hal  ini  terlihat  dengan  adanya  ketidakseimbangan
              permintaan dan penawaran ditengah pandemi covid-19.

              "Boro-boro penangguhan, masih bisa menjaga jumlah tenaga kerjanya saja sudah untung karena
              sebagian besar dari mereka memberikan gaji pun sudah tidak penuh. Kondisi pandemi ini sudah
              melumpuhkan  sektor  riil,"  ujar  dia.Lebih  lanjut,  Hariyadi  mengatakan,  terdapat  perbedaan
              pandangan bagaimana melihat upah minimum antara pengusaha dan serikat buruh. Pengusaha
              melihat, upah minimum adalah jaring pengaman sosial yang paling dasar, dan harus diikuti oleh
              semua pemberi kerja untuk pekerja yang baru. Sementara, serikat buruh melihat bahwa upah
              minimum seperti upah rata-rata.
              "Nah ini yang sebetulnya kurang pas. Karena kalau kita bicara jaring pengaman sosial itu yang
              paling bawah memang harus diikuti semuanya," ujar dia.

              Hariyadi menyebut, pembahasan upah minimum di Dewan Pengupahan Nasional sudah jelas.
              Yakni berdasarkan kondisi yang sedang terjadi.

              "Kalau kita mengikuti dewan pengupahan nasional, sebetulnya posisinya sudah sangat jelas,
              posisi pemerintah dan posisi Apindo banyak yang seiring karena memang pakai fakta dan data
              yang ada," jelas Hariyadi.

              Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional Adi Mahfudz mengatakan, tidak ada
              deadlock pembicaraan rekomendasi penetapan upah minimum di Dewan Pengupahan Nasional.
              Ia  menyebut,  telah  dilakukan  dialog  nasional  dewan  pengupahan  baik  tingkat  provinsi,
              kabupaten dan kota yang dilakukan pada 15 Oktober - 17 Oktober 2020 di DKI Jakarta, sebelum
              diterbitkannya SE Menteri Ketenagakerjaan tentang upah minimum tahun 2021.

              Adi mengatakan, rekomendasi dari unsur pengusaha bahwa upah minimum 2021 sama dengan
              upah  minimum  2020,  terutama  yang  terdampak  covid-19.  Adapun  rekomendasi  dari  serikat
              pekerja/serikat buruh (SP/SB) upah minimum dikembalikan kepada dewan pengupahan provinsi,
              kota dan kabupaten. "Begitu rekomendasinya," ujar Adi.

              Seperti  diketahui,  pemerintah  telah  menerbitkan  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  No
              M/11/HK.04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Covid-
              19, tertanggal 26 Oktober 2020. Setelah diterbitkan SE itu,sejumlah daerah menaikkan upah
              minimumnya seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta.Editor: Khomarul Hidayat.













                                                           208
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214