Page 322 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 322

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang masih
              terkontraksi  negatif  dan  proyeksi  inflasi  pada  tahun  2021-2022  dinilai  tidak  memungkinkan
              pengusaha menaikan UMP.

              Bahkan, kebijakan yang ditempuh Gubernur DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogjakarta, Jawa Timur
              dan Sulawesi Selatan dinilai kontradiktif atau bertentangan dengan kondisi saat ini.

              "Akibat inflasinya rendah, sehingga kondisi ini lah yang kita lihat tidak memungkinkan dinaikan
              upah. Namun beberapa daerah sudah memutuskan naik. Kami menyesalkan lah," ujar Hariyadi
              dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (2/11/2020).

              Hariyadi menilai, kondisi pandemi seperti saat ini, UMP 2021 justru direkomendasikan untuk tidak
              dinaikkan,  karena  jika  menggunakan  formula  penentuan  upah  minimum  pada  Peraturan
              Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, UMP justru bakal turun.

              "Kalau pakai rumus itu hasilnya negatif karena ekonomi kita minus 5,32% (kuartal II) dan inflasi
              1,24%. Jadi kalau ditambahkan, masih minus 3%. Nggak mungkin kalau pakai formula minus,
              yang ada nanti upahnya turun, sehingga direkomendasikan upahnya tetap," kata Hariyadi.

              Kendati, otoritas yang menentukan upah minimum tersebut tetaplah berasal dari kepala daerah.
              Oleh karenanya, Apindo menyayangkan sikap kepala daerah yang dinilai tidak memperhatikan
              hal tersebut.

              "Ini dasar acuan angkanya, kalau dikembalikan dengan regulasi yang ada malah turun. Jadi yang
              diambil kepala daerah ini enggak memperhatikan secara umum kondisi sebenarnya," ujarnya.

              (dni).












































                                                           321
   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327