Page 353 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 353

Pihaknya menyesalkan kebijakan para kepala daerah yang tetap menaikkan UMP 2021 karena
              dinilai  bakal  mempersulit  dunia  usaha  bahkan  membawa  dunia  usaha  dalam  keadaan  krisis.
              Bahkan, terdapat ancaman gelombang PHK besar-besaran jika kebijakan ini dilanjutkan.

              "Dengan penetapan upah yang tidak sesuai dengan Surat Edaran, dapat dipastikan akan semakin
              mempersulit  dunia  usaha  yang  pada  ujungnya  akan  menyebabkan  gelombang  PHK  besar-
              besaran dalam kondisi krisis," ujar Hariyadi dalam konferensi pers di Jakarta , Senin (2/11).

              Hariyadi melanjutkan, kemungkinan ada sikap politis kepala daerah dalam memutuskan kenaikan
              UMP 2021 tersebut. Apalagi, dalam waktu dekat kontestasi Pilkada akan segera digelar.

              "Tapi rasanya bukan Pilkada, tapi mau Pilpres 2024. Seingat saya nama-nama ini adalah yang
              muncul di polling-polling yang akan berkompetisi di 2024, tapi tidak tahu lah saya tidak bisa
              menjawab itu," katanya.

              Terlepas dari kemungkinan itu, Apindo menyayangkan sikap kepala daerah yang tidak sejalan
              dengan apa yang diimbau pemerintah melalui SE Menaker, meskipun kepala daerah lah yang
              diberi kewenangan untuk menentukan upah minimum di daerahnya.

              "Tentu ini memang menjadi otoritasnya kepala daerah, hanya kami menyesalkan lah, artinya
              keputusan ini tidak memperhatikan kondisi secara umum," ujarnya.

              Reporter: Athika Rahma Sumber: Liputan6.com [azz].



















































                                                           352
   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358