Page 355 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 355

bergerak  di  bidang  manufaktur.  Bahkan,  500  perusahaan  di  antaranya  terpaksa  melakukan
              pemutusan hubungan kerja (PHK).


              INI ALASAN RIDWAN KAMIL TIDAK MENAIKKAN UMP JABAR TAHUN 2021

              Gubernur  Jawa  Barat  Ridwan  Kamil  menjelaskan  soal  alasan  tak  menaikan  upah  minimum
              Provinsi (UMP) Jawa Barat. Seperti diketahui, Pemprov Jabar telah menetapkan upah minimum
              Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021 sebesar Rp 1.810.351.
              Hal  itu  tertuang  dalam  Surat  Keputusan  Gubernur  Nomor  561/Kep.722-Yanbangsos/2020
              tentang UMP Jabar 2021. Nilai tersebut sama dengan tahun lalu alias tidak naik. Ia menjelaskan,
              pandemi  Covid-19  berdampak  pada  sekitar  2.000  perusahaan  di  Jabar  yang  60  persennya
              bergerak  di  bidang  manufaktur.  Bahkan,  500  perusahaan  di  antaranya  terpaksa  melakukan
              pemutusan hubungan kerja (PHK).

              "Jabar itu sektor manufaktiur terbesar di Indonesia. Enam puluh persen manufaktur di Jabar.
              Oleh Covid yang paling terdampak adalah (sektor) manufaktur dan jasa. Jadi karena jumlah
              industrinya paling banyak, jumlah PHK-nya paling terdampak. Itulah mengapa UMP Jabar tidak
              dinaikkan  mengikuti  surat  edaran  dari  Kemenaker,"  tutur  Emil,  sapaan  akrabnya  dalam
              konferensi pers di Mapolda Jabar, Senin (2/11/2020).

              Jika standar upah provinsi naik, lanjut Emil, dikhawatirkan gelombang PHK massal akan terjadi
              dan merugikan kaum buruh. "Jangan dibandingkan dengan provinsi lain yang industrinya sedikit.
              Di Pulau Jawa yang industri paling banyak di Jabar dan Banten yang sama mengalami pabrik
              industri yang paling terdampak," ungkapnya.

              Ia  berharap  keputusan  itu  bisa  dimaklumi  dalam  rangka  mendukung  pemulihan  ekonomi
              nasional. Kebijakan itu, kata dia, dilakukan agar semua sektor usaha bisa bertahan di tengah
              krisis ekonomi akibat pandemi.

              "Perlu kejernihan berpikir bahwa tidak ada keputusan yang memang memuaskan semua pihak.
              Tapi tidak ada sedikitpun niat pemerintah untuk menyengsarakan masyarakatnya. Semata-mata
              ini  mencegah  kemudharatan  karena  jumlah  yang  di-PHK  sudah  lebih  dari  500  perusahaan,"
              jelasnya. Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan Upah Minimum
              Provinsi  Jawa  Barat  pada  tahun  2021  sebesar  Rp  1.810.351.  Hal  itu  tertuang  dalam  Surat
              Keputusan Gubernur Nomor 561/Kep.722-Yanbangsos/2020 tentang UMP Jabar 2021.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar Taufik Garsadi mengatakan,
              penetapan  UMP  tahun  ini  tidak  ada  kenaikan  dari  tahun  lalu.  Kondisi  ekonomi  yang  tengah
              melemah selama pandemi menjadi sebab utama. Menurut Taufik, untuk menaikkan UMP butuh
              perhitungan mengacu pada survei kebutuhan hidup layak (KHL), hasil pertumbuhan ekonomi
              provinsi, dan angka inflasi.
              "Nah, sampai saat ini kami belum mendapatkan rilis terbaru dari BPS. Karena mereka baru akan
              meriils data inflasi pada 2 November dan pertumbuhan ekonomi pada 4 November," kata Taufik
              dalam konferensi pers virtual, Sabtu (31/10/2020).

              Dengan belum adanya data tersebut, lanjut dia, Pemprov Jabar mengacu pada data terakhir
              triwulan II 2020. Berdasarkan data BPS Jabar, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan
              II 2020 mengalami kontraksi sebesar -5,98 persen (yoy). Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan
              nasional yang juga mengalami kontraksi sebesar -5,32 persen (yoy).





                                                           354
   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360