Page 393 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 393

ADA GUBERNUR NAIKKAN UMP 2021, PENGUSAHA: MAU PILPRES 2024

              Kalangan pengusaha menyayangkan keputusan Gubernur di sejumlah daerah yang menaikkan
              Upah Minimum Provinsi ( UMP ) 2021 atau tidak mengikuti kebijakan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.

              Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo),  Hariyadi  Sukamdani  menilai  kebijakan
              yang ditetapkan para gubernur yang menaikkan UMP 2021 tidak mendasar. Pasalnya, hampir
              semua usaha terdampak pandemi COVID-19.

              "Apindo mengungkapkan kekecewaan terhadap Gubernur Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, DKI
              dan Sulawesi Selatan serta kepala-kepala daerah lain yang menetapkan tidak sesuai dengan SE
              Menaker  tersebut,"  kata  Hariyadi  dalam  konferensi  pers  di  kantornya,  Gedung  Permata
              Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/11/2020).

              Hariyadi menilai kemungkinan adanya sikap politis para gubernur tersebut dalam memutuskan
              kenaikan UMP 2021 karena mau Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Terlepas dari itu benar atau
              tidak, lagi-lagi dia menyebut bahwa keputusan mereka kurang tepat.

              "Rasanya tidak (terkait) pilkada, tapi mau pilpres 2024. Seingat saya nama-nama ini adalah yang
              muncul di polling-polling yang akan berkompetisi di 2024, tapi tidak tahu lah saya tidak bisa
              menjawab itu. Tapi yang jelas ini kurang memperhatikan," tuturnya.

              Lagi pula, kata Hariyadi, UMP ini bukan berarti berlaku untuk upah keseluruhan, melainkan hanya
              berlaku untuk pekerja baru atau fresh graduate. Pekerja dinilai masih bisa negosiasi gaji sesuai
              kemampuan perusahaan.

              "Kami tidak akan menggugat karena keputusan itu kan memang ada di kepala daerah. Hanya
              kami menyayangkan karena kenaikan ini tidak melihat kondisi real dan pemahamannya terhadap
              upah minimum sebagai jaring pengaman sosial itu kelihatannya kurang," tuturnya.

              Senada  dengan  Hariyadi,  Wakil  Sekretaris  Umum  Apindo  yang  juga  Wakil  Ketua  Dewan
              Pengupahan Nasional, Adi Mahfudz mengatakan saat ini kondisi sedang tidak normal karena ada
              pandemi COVID-19. Untuk itu, dinilai tidak relevan jika UMP 2021 naik.

              "Saat  ini  kita  dalam  kondisi  tidak  normal,  yaitu  pandemi  COVID-19.  Aturan  PP  78  yang
              seyogyanya  diharapkan  dapat  diterapkan  menjadi  tidak  dapat  diterapkan  karena  situasi  dan
              kondisi yang ada tidak memungkinkan," urai Adi.
              Untuk itu, pihaknya mendorong pemerintah pusat untuk dapat membina kepala-kepala daerah
              yang  melanggar  SE  tersebut,  sehingga  tercipta  kepastian  hukum  dalam  penetapan  upah
              minimum.




















                                                           392
   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397   398