Page 249 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 249

Selain  memberikan  pelindungan  bagi  ABK  mulai  dari  sebelum,  selama,  dan  setelah  bekerja,
              permasalahan  dualisme  perizinan,  lemahnya  pendataan  dan  koordinasi  antar  K/L  terkait,
              rendahnya kompetensi awak kapal perikanan kita, serta lemahnya pengawasan, diharapkan juga
              tidak lagi muncul.

              "Substansi RPP Pelindungan Awak Kapal diambil dari instrumen internasional, yaitu Konvensi ILO
              mengenai maritim [Maritime Labour Convention] dan Konvensi ILO Nomor 188 mengenai Pekerja
              di Sektor Perikanan, serta aturan perundang-undangan nasional terkait lainnya, seperti di bidang
              pelayaran, kepelautan, serta perikanan," kata Ida dalam siaran pers, Rabu (14/4/2021).

              Kemenaker  juga  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  kepada  perusahaan  penempatan
              pekerja  migran,  termasuk  yang  menempatkan  awak  kapal  perikanan,  guna  memastikan
              perusahaan ini dalam operasionalnya tidak melakukan pelanggaran aturan.

              Saat  ini,  rancangan  PP  tersebut  telah  selesai  proses  harmonisasi  dan  telah  diajukan  ke
              Sekretariat  Negara.  Perbaikan  tata  kelola  ini,  sambungnya,  akan  mudah  direalisasikan  jika
              terdapat instrumen hukum yang mengaturnya.

              Pada kesempatan yang sama, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan pokok permasalahan
              dalam  penanganan  ABK  perikanan  di  Indonesia  disebabkan  ketidakjelasan  tata  kelola
              penempatan ABK.
              Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan oleh masih terjadinya tumpang tindih dalam pemberian izin
              penempatan bagi awak kapal yang ingin bekerja di kapal berbendara asing.















































                                                           248
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254