Page 251 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 251

Ringkasan

              Pemerintah terus melakukan pembenahan tata kelola penempatan dan perlindungan Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal berbendera asing.
              Salah satu langkah yang dilakukan dengan mengimplementasikan Undang Undang Nomor 18
              tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.



              PEMERINTAH JAMIN PERLINDUNGAN BAGI ABK DI KAPAL ASING
              JAKARTA, - Pemerintah terus melakukan pembenahan tata kelola penempatan dan perlindungan
              Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI)  yang  bekerja  sebagai  Anak  Buah  Kapal  (ABK)  di  kapal
              berbendera asing. Salah satu langkah yang dilakukan dengan mengimplementasikan Undang
              Undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
              "Berbicara tentang perlindungan bagi PMI maka sesuai amanat undang-undang Nomor 18 tahun
              2017  itu  mencakup  perlindungan  PMI  itu  mencakup  baik  sebelum  selama  maupun  setelah
              bekerja. PMI juga dilindungi dari sisi hukum, sosial, dan ekonomi," ucap Menteri Ketenagakerjaan
              Ida  Fauziyah  dalam  acara  seminar  bertajuk  Melindungi  ABK  Indonesia  di  Kapal  Asing  yang
              berlangsung secara virtual, Rabu (14/4).

              Ida menuturkan regulasi tersebut juga ikut mengatur perlindungan dan hak dari awak kapal
              perikanan  Indonesia  serta  PMI  dan  keluarganya.  Namun,  Ida  tidak  menampik  dalam
              kenyataannya masih terdapat perbudakan modern di laut Indonesia masih melihat banyak hak-
              hak PMI yang dilanggar.

              "Berbagai kasus yang menimpa awak kapal perikanan migran kita di kapal asing pada hakikatnya
              merupakan dampak yang ditimbulkan dari tahapan awal di dalam negeri hingga keseluruhan
              rangkaian proses penempatan," ucap Ida.

              Bila telusuri lebih jauh pada proses atau tahapan awal di dalam negeri untuk rangkaian proses
              penempatan awak kapal perikanan migran beberapa titik proses yang berpotensi menimbulkan
              berbagai masalah mulai dari proses pemberian izin bagi perusahaan yang akan menempatkan
              awak kapal, proses rekrutmen, pendataan, proses pelatihan, dan sertifikasi.

              "Tahapan-tahapan  tersebut  kita  lakukan  evaluasi  dan  langkah-langkah  pembenahan  agar
              dampak masalah yang ditimbulkan nantinya pada saat mereka bekerja di atas kapal dapat kita
              tekan secara signifikan," tutur Ida.

              Menaker mengatakan untuk menjalankan pembenahan tentunya perlu keterlibatan, koordinasi,
              dan  sinergi  antar  kementerian/lembaga  guna  mewujudkan  tata  kelola  penempatan  dan
              perlindungan awak kapal migran yang lebih baik. Menurutnya berbagai regulasi nasional yang
              telah  ada  selama  ini  dalam  upaya  perlindungan  awak  kapal  perikanan  telah  merujuk  pada
              instrumen internasional walaupun belum secara utuh.

              Ida menuturkan substansi pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai perlindungan
              awak kapal dibuat berdasarkan instrumen internasional, yaitu Konvensi ILO mengenai maritim
              (Maritime  Labour  Convention)  dan  Konvensi  ILO  Nomor  188  mengenai  Pekerja  di  Sektor
              Perikanan,  serta  aturan  perundang-undangan  nasional  terkait  lainnya,  seperti  di  bidang
              pelayaran, kepelautan, serta perikanan.

              Melalui RPP tersebut agar memberikan perlindungan awak kapal perikanan mulai dari sebelum
              selama dan setelah mereka bekerja. Serta mengakomodasi sejumlah masalah yang terjadi yaitu
              permasalahan dualisme perizinan, lemahnya pendataan, dan koordinasi antar kementerian dan


                                                           250
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256