Page 252 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 252

lembaga.  Berikutnya  yaitu  rendahnya  kompetensi  awak  Kapal  Perikanan  serta  lemahnya
              pengawasan terhadap ABK.
              "Kementerian Ketenagakerjaan juga senantiasa melakukan pembinaan dan pengawasan kepada
              perusahaan penempatan pekerja migran, termasuk menempatkan awak kapal perikanan. Guna
              memastikan  bahwa  dalam  operasionalnya  perusahaan  penempatan  tidak  melakukan
              pelanggaran aturan," ucap Ida.

              Ida mengatakan pendayagunaan potensi laut nasional beserta isi yang terkandung di dalamnya
              mutlak dilakukan untuk kepentingan bersama sehingga laut Indonesia dapat dimanfaatkan oleh
              rakyatnya sendiri.

              "Dengan demikian para nelayan atau pun awak kapal perikanan Indonesia tidak perlu harus
              bekerja di kapal asing," kata Ida.

              Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan
              dalam  waktu  setahun  terakhir,  BP2MI  menangani  432  kasus  ABK  dan  dan  kepulangan  ABK
              sebanyak 22.553 ABK dengan variasi kasus. Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu gaji
              yang  tidak  layak,  gaji  yang  tidak  dibayarkan  sepenuhnya.  jam  kerja  yang  tidak  terbatas,
              kekerasan yang dialami oleh para ABK, kondisi kerja yang tidak manusiawi hingga tidak adanya
              jaminan sosial dan keselamatan kerja.
              "Pokok  permasalahan  sulitnya  penyelesaian  penanganan  kasus  ABK  perikanan  ini  adalah
              ketidakjelasan tata kelola penempatan dan perlindungan ABK. Kami berharap dengan adanya
              UU 18 Tahun 2017 dan peraturan turunannya akan memberikan jawaban yang pasti untuk tata
              kelola, penempatan dan perlindungan bagi ABK," ucap Benny.

              Salah satu kendala pemerintah adalah tidak adanya data tunggal yang valid mengenai jumlah
              ABK perikanan dan PMI secara umum. Pemerintah tidak bisa memberikan perlindungan secara
              maksimal bila tidak memiliki data yang pasti.
              "Kondisi demikian dapat diantisipasi dengan meningkatkan koordinasi dan kerjasama seluruh
              pihak baik internal maupun ekternal termasuk masyarakat yang harus terlibat," tutur Benny.

              Benny  menuturkan  selama  11  bulan  terakhir  pihaknya  telah  melakukan  tindak  pencegahan
              melalui  penggerebekan  sebanyak  19  kali  di  lapangan.  Dari  hasil  pencegahan  tersebut,  Ia
              menemukan calon pekerja migran Indonesia awak kapal perikanan berada di tempat yang sangat
              tidak layak, diberikan makan minum yang sangat tidak memadai. ABK tidak dibekali dengan
              pelatihan  yang  cukup  untuk  diberangkatkan  bekerja.  Bahkan  mereka  juga  tidak  memiliki
              pendidikan yang memadai dan cukup sebagai awal kapal perikanan.

              "Kami juga pernah melakukan penggerebekan pada satu tempat yaitu di Garut, kurang lebih ada
              30 ABK yang mereka telah bekerja selama 2 tahun dan dikembalikan ke tanah air tetapi mereka
              tidak pernah menerima haknya," ucap Benny.
              Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).
















                                                           251
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257