Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 FEBRUARI 2021
P. 133

Toh, ia menilai keuangan pemerintah masih memungkinkan untuk menyalurkan insentif baru.
              Pemerintah bisa saja melakukan realokasi anggaran atau menarik utang baru.
              Konsekuensinya,  utang  pemerintah  akan  naik  dan  defisit  anggaran  pendapatan  dan  belanja
              negara (APBN) akan semakin membengkak. Tetapi, ini harus dilakukan demi menyelamatkan
              ekonomi dalam negeri.

              "Untuk jangka pendek memang perlu ditopang ongkos yang mahal, harus dilakukan. Kalau tidak,
              ekonomi tidak bisa bangkit," ucap Fithra.

              Ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan pendapatan buruh berpotensi turun dalam
              beberapa waktu ke depan. Hal ini akan membuat kemampuan buruh untuk berbelanja lebih
              rendah lagi dari sebelumnya.

              "Konsumsi buruh turun, khususnya buruh yang bekerja di industri-industri padat karya yang
              disebut dalam aturan Kementerian Ketenagakerjaan itu," tutur Josua.

              Namun,  kabar  baiknya,  menurut  dia,  kebijakan  ini  akan  mengurangi  potensi  perusahaan
              melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pasalnya, beban operasional perusahaan akan
              berkurang.  "Kalau  diperhatikan,  untuk  bisa  mempertahankan  tidak  ada  PHK,  ya  pilihannya
              mengurangi upah buruh," jelasnya.

              Oleh karena itu, Josua menganggap kebijakan pengupahan buruh industri padat karya di masa
              pandemi  saling  menguntungkan,  baik  bagi  pekerja  dan  pengusaha.  Dengan  catatan,
              penyesuaian pengupahan hanya bersifat sementara.

              Bagi perusahaan, keuntungan dari kebijakan itu sebenarnya tidak terlalu signifikan. Penyesuaian
              upah buruh hanya bisa membantu perusahaan bertahan, bukan untuk mengembalikan kinerja
              perusahaan kembali seperti sebelum ada pandemi.
              "Ongkos operasional turun tapi kan penjualan, permintaan masih turun. Harapannya cuma bisa
              bertahan," terang Josua.

              Sementara, Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos mengatakan
              Kementerian  Ketenagakerjaan  seharusnya  meminta  masukan  serikat  pekerja  terlebih  dahulu
              sebelum mengeluarkan kebijakan ini. Ia merasa tak dihubungi sama sekali oleh pemerintah.

              Menurut  Nining,  pemerintah  lebih  banyak  memihak  pengusaha.  Ia  berpendapat  aturan  baru
              Kementerian Ketenagakerjaan akan membuat penghasilan buruh semakin menipis.

              "Kalau  upah,  jauh  dari  layak.  Ini  pikir,  ini  justru  semakin  menurunkan  kualitas  hidup  orang.
              Mereka harus kontrak rumah, bayar cicilan rumah, biaya transportasi, kredit motor," jelas Nining.

              Saat ini, sudah ada sekitar 25 ribu-30 ribu buruh yang merupakan anggota KASBI mengalami
              pemotongan gaji. Beberapa ada yang hanya mendapatkan upah 20 persen dan 60 persen dari
              yang seharusnya.
              "Ini yang seharusnya menjadi perhatian, apa iya sekian puluh industri tidak punya keuntungan,
              sehingga situasinya harus seperti ini," ucap Nining.

              Sebaliknya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perdagangan Benny
              Soetrisno mengatakan kebijakan soal pengupahan buruh di industri padat karya selama masa
              pandemi akan menyelamatkan dua pihak, yakni pengusaha dan buruh.

              Perusahaan tetap beroperasi dan tidak melakukan PHK. Lalu, buruh tetap memiliki pekerjaan
              meski upahnya berkurang.


                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138