Page 69 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 FEBRUARI 2021
P. 69

neutral  -  Firman  Bakrie  (Direktur  Eksekutif  Aprisindo)  Jadi  sekali  lagi  bahwa  ini  ruang  yang
              diberikan  pemerintah  kepada  industri  untuk  bisa  dimanfaatkan.  Tidak  memanfaatkan  juga
              enggak masalah.

              negative - Firman Bakrie (Direktur Eksekutif Aprisindo) Jadi tidak kemudian perusahaan bisa
              semena-mena memikirkan diri sendiri. Tapi, ini ada kewajiban bermusyawarah

              neutral - Lokadata.id (None) Pasar dalam negeri belum pulih, jadi itu berdampak kepada industri.
              Saya rasa itu poin utama mengapa sektor padat karya khususnya alas kaki ini perlu kebijakan
              khusus untuk ketenagakerjaan, khususnya di masa pandemi

              positive  -  Benny  Soetrisno  (Ketua  Umum  Gabungan  Pengusaha  Eksportir  Indonesia)  Dalam
              menghadapi Covid-19 (pengusaha dan pekerja) berbagi beban


              Ringkasan

              Pemerintah mengizinkan perusahaan di industri padat karya yang terdampak pandemi Covid-19
              memotong upah pekerjanya. Izin tersebut diberikan karena pemerintah ingin mempertahankan
              kelangsungan dunia usaha, sekaligus melindungi pekerja dalam masa pemulihan ekonomi. Izin
              pemangkasan upah ini tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2021
              tentang  Pelaksanaan  Pengupahan  pada  Industri  Padat  Karya  Tertentu  dalam  Masa  Pandemi
              Covid-19. Aturan ini diteken oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Senin (15/2/2021) lalu.
              Sekretaris  Jenderal  Asosiasi  Pertekstilan  Indonesia  (Api),  Rizal  Tanzil  Rakhman  mengatakan,
              Permenaker tersebut memberikan ruang bagi pengusaha untuk melakukan penyesuaian besaran
              upah pekerjanya. Meski demikian, upaya ini disebutnya juga tidak akan mudah karena karyawan
              "pasti ingin upah sebaik mungkin".



              PEMERINTAH IZINKAN UPAH DIPOTONG, PEKERJA TUNTUT KEMBALI BANTUAN
              SUBSIDI

              Pemerintah mengizinkan perusahaan di industri padat karya yang terdampak pandemi Covid-19
              memotong upah pekerjanya. Izin tersebut diberikan karena pemerintah ingin mempertahankan
              kelangsungan dunia usaha, sekaligus melindungi pekerja dalam masa pemulihan ekonomi.

              Para  pengusaha  mengapresiasi  kebijakan  tersebut  karena  memberikan  ruang  kepastian.
              Sebaliknya,  menurut  kalangan  perburuhan,  aturan  tersebut  justru  tak  melindungi  pekerja.
              Pekerja  meminta  pemerintah  mengawasi  proses  pemangkasan  upah  tersebut.  Mereka  juga
              menuntut subsidi upah khusus untuk pekerja yang dipotong upahnya.

              Izin pemangkasan upah ini tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun
              2021 tentang Pelaksanaan Pengupahan pada Industri Padat Karya Tertentu dalam Masa Pandemi
              Covid-19. Aturan ini diteken oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Senin (15/2/2021) lalu.

              Berdasarkan beleid tersebut, perusahaan di sektor padat karya yang terdampak pandemi Covid-
              19 diizinkan melakukan penyesuaian besaran upah. Industri padat karya yang mendapat restu
              tersebut, di antaranya: industri makanan-minuman dan tembakau, tekstil dan pakaian jadi, kulit
              dan barang kulit, alas kaki, mainan anak, dan furnitur.

              Selain itu, ada kriteria khusus bagi industri padat karya yang mendapat izin tersebut, yakni:
              perusahaan yang memiliki pekerja paling sedikit 200 orang dan persentase biaya tenaga kerja
              dalam biaya produksi paling sedikit sebesar 15 persen.



                                                           68
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74