Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 29
PANDEMI, JOBSTREET: SATU POSISI LOWONG KERJA DIPEREBUTKAN 800 ORANG
Perusahaan penyedia informasi lowongan kerja mencatat kenaikan jumlah pencari kerja di masa
pandemi. Country Manager JobStreet Indonesia Faridah Lim menuturkan jumlahnya meningkat
lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode normal.
"Biasanya satu posisi itu dilamar oleh 400 orang, sekarang satu posisi bisa mencapai 800, bahkan
untuk posisi tertentu bisa ribuan," ujarnya kepada Tempo, Senin 26 Oktober 2020. Tingkat akses
situs Jobstreet setiap bulannya pun melonjak 11 persen hingga 300 juta akses per bulan pada
periode April-Juni lalu.
Lonjakan signifikan pencari kerja itu disebabkan oleh pelemahan kondisi dunia usaha yang
berujung pada pemutusan hubungan kerja ( PHK ) atau kebijakan efisiensi lainnya. Dampak
pandemi yang dahsyat itu pun menyebabkan tingkat pengangguran di akhir tahun ini diprediksi
bakal meningkat hingga 4-5 juta orang.
Peningkatan jumlah pencari kerja itu di satu sisi tidak dibarengi oleh keterbukaan lowongan
kerja. Farida mengatakan pada periode April dan Mei lalu misalnya jumlah lowongan yang dibuka
anjlok yaitu hanya 8 ribu lowongan. "Padahal sebelum pandemi jumlah lowongan per bulan itu
mencapai 30 ribu lowongan," katanya.
Namun, kondisi itu berangsur-angsur membaik setelah kebijakan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) dilonggarkan dan memasuki masa transisi. "Kami lihat sampai periode September
ini jumlah lowongan sudah menyentuh 20 ribu lowongan per bulan." Jobstreet mencatat
sejumlah jenis pekerjaan utama yang masih aktif dicari oleh perusahaan antara lain customer
service, administrasi, dan human resources. "Umumnya jenis pekerjaan yang generic, tapi kami
melihat ada pergeseran dari sisi kapabilitas kandidat yang dicari," ucap Farida.
Kemampuan mengadopsi teknologi dan informasi digital menjadi nilai tambah yang relevan serta
perlu dimiliki oleh para pencari kerja di tengah kondisi saat ini.
Peningkatan jumlah pencari kerja juga dikonfimasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang
dipublikasikan dalam Hasil Survei Sosial Demografi Dampak Covid-19. Survei persepsi itu
dilakukan terhadap lebih dari 87.739 responden. "Menurut survey tersebut, saat ini hanya 56,40
persen responden yang masih tetap bekerja, kemudian 22,74 persen tidak bekerja, 18,34 persen
bekerja tapi dirumahkan, dan 2,52 persen baru saja di-PHK," ujar Direktur Stattistik
Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Nurma Midayanti.
Lebih lanjut, survey BPS juga mengungkapkan bahwa pandemi telah berdampak pada
pendapatan, dimana 41,91 persen responden mengalami penurunan pendapatan. Nurma
menambahkan untuk sektor industri yang paling terdampak pandemi meliputi akomodasi,
makanan dan minuman, serta transportasi dan pergudangan.
Beberapa perusahaan mengakui bahwa terjadi lonjakan pelamar dalam beberapa waktu terakhir.
Talent Acquisition Manager Danone Indonesia, Almer Hafiz mengatakan perusahaan menerima
lebih dari 40 ribu lamaran kerja untuk berbagai posisi di tahun ini.
Lamaran paling banyak kata dia diajukan melalui situs pencari kerja, terutama Jobstreet yang
juga telah menjadi mitra perusahaan. "Keberadaan situs pencari kerja membantu memudahkan
kami untuk mencari kandidat yang qualified, dan ada fitur yang bisa mem-filter para pekerja
yang siap segera bekerja di masa pandemi sehingga lebih efisien dari sisi waktu," katanya.
28