Page 38 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 38

Pemerintah  meyakini  UU  Cipta  Kerja  dapat  menghadirkan  kepastian  berusaha,  termasuk
              mempercepat proses perizinan. Terkait Investasi, Bahlil mengungkapkan realisasi investasi pada
              2019 mencapai Rp 809 triliun, atau 10,2% dari target realisasi.

              Komposisi investasi ialah 53% di wilayah Jawa dan 47% di luar Jawa. Adapun realisasi investasi
              sepanjang Januari-Agustus 2000 tercatat Rp 402,67 triliun atau 49,-3% dari target sebesar Rp
              817 triliun.

              Sementara itu, perlu diketahui juga bahwa jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 99%
              daru  total  keseluruhan  pelaku  usaha  di  Indonesia  atau  sebanyak  62  juta,  unit  dengan
              penyerapan tenaga kerja hingga 97%.

              Melalui adanya omnibus law cipta kerja disebut Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten
              Masduki  mengatakan  bahwa  reguasi  tersebut  akan  memberikan  dampak  positif  terhadap
              pengembangan UMKM.

              Teten menjelaskan terkait dengan perizinan bagi UMKM yang selama ini disamaratakan dengan
              perizinan bagi usaha besar, akan dipermudahnya dengan adanya UU Cipta Kerja.

              Tidak hanya itu, nantinya juga akan ada insentif bagi usaha skala besar dan menengah yang
              bermitra dengan UMKM.

              Dengan  disahkannya-UU  Cipta  Kerja,  yang  tidak  kalah  penting  adalah  adanya  pengelolaan
              terpadu UMKM melalui sinergi dengan pemangku kepentingan.
              Dirinya  menuturkan,  regulasi  ini  akan  memperludah  one  gate  policy dimana  percepatan  dan
              pengembangan  UKMK,  lalu  insentif  fiskal  dan  pembiayaan  untuk  pengembangan  dan
              pemberdayaan UMKM, lalu pemerintah juga memprioritaskan penggunaan dana alokasi khusus
              untuk membiayai pemberdayaan dan pengembangan UMKM.
              Di bidang perlindungan hukum juga tidak ketinggalan, dimana dengan adanya UU Cipta Kerja,
              maka para buruh/pekerja akan mendapatkan fasilitas berupa bantuan dan juga perlindungan
              hukum.

              Sedangkan dari segi pemasaran, seperti misalnya akan ada prioritas produk atau jasa dari UMKM
              dalam  pengadaan barang  dan jasa  pemerintah. Belanja  pemerintah  akan  diprioritaskan  agar
              dapat menyerap produk yang dihasilkan oleh UMKM.

              Sebelumnya,  Rosari  P  Roeslani  selaku  Ketua  Umum  Kamar  Dagang  dan  Industri  (KADIN)
              Indonesia blak-blakan pro-kontra terkait undang-undang(UU) Cipta Kerja. Rosan menyebut, UU
              ini bertujuan untuk menampung tenaga kerja yang masih menganggur hingga saat ini.

              Ia menjelaskan, bahwa dengan adanya UU ini, akan banyak pengusaha yang dengan mudah
              melakukan  ekspansi,  sehingga  lapangan  kerja  tercipta  yang  nantinya  bisa  menampung
              pengangguran dan tenaga kerja baru.

              Rosan menilai bahwa yang diperlukan bagi Indonesia saat ini adalah memperbaiki iklim berusaha
              di Indonesia agar lebih kondusif lagi, meskipun data dari BKPM menunjukkan bahwa investasi di
              Indonesia meningkat tiap tahunnya, namun penyerapan tenaga kerja rupanya masih rendah.

              Investasi  yang  padai  modal  atau  manufacturing  lebih  memilih  negara-negara  tetangga  lain,
              seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam.

              Dirinya menegaskan, UU Cipta Kerja akan menjadi salah satu jawaban atas kendala utama dalam
              pertumbuhan  ekonomi  nasional  selama  ini,  yakni  obesitas  regulasi  maupun  tumpang  tindih
              peraturan dan sebagian hal yang bertentangan.


                                                           37
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43