Page 64 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 64

dimaksud bab I butir 158 dan bab II butir 223 lampiran 2 undang-undang Nomor 12 Tahun 2011
              tentang  pembentukan  peraturan  per-undang-undangan  sebagaimana  telah  diubah  dengan
              undang-undang nomor 15 tahun 2009 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 12 Tahun
              2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan (PPP). UU PPP merupakan undang-
              undang dibentuk secara khusus berdasar delegasi pasal 20A UUD 1945-Lalu, berdasar ketentuan
              pasal 20 ayat (l) UUD 45 DPR memegang kekuasaan membentuk undang-un-dang. Oleh karena
              itu,  DPR  berwenang  membuat  undang-undang  baru  untuk  membatalkan  undang-undang
              Ciptaker melalui proses legislatif review.
              Kemudian,  merujuk  ketentuan  pasal  21  UUD  45  pembentukan  undang-undang  baru
              sebagaimana dimaksud pada angka 2 di atas dapat melalui prosesnya oleh anggota DPR memiliki
              hak konstitusional mengajukan usul RUU. Oleh sebab itu, anggota DPR berwenang mengawali
              proses legislative review dengan cara mengajukan usul RUU mengenai pembatalan UU Ciptaker.

              Alasan selanjutnya, berpedoman pada ketentuan BAB I butir 145 dan butir 146.bab 3 butir 221
              dan butir 227 serta BAB IV huruf E lampiran II UU PPP, maka pembatalan UU Ciptaker perlu
              dilakukan  DPR  dengan  secara  tegas:  (a)  menyebutkan  judul  RUU  yaitu  rancangan  undang-
              undang tentang pencabutan undang-undang Cipta kerja; (b) hanya memuat 2 pasal yang pada
              pokoknya berbunyi pasal l undang-undang Cipta kerja dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
              pasal 2 undang-undang (baru) ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

              Lalu,  pengusulan  RUU  tentang  pencabutan  UU  Ciptaker  oleh  anggota-anggota  DPR  dapat
              merujuk pada Ketentuan pasal 10 ayat (1) huruf E UU PPP yang pada pokoknya mengatur bahwa
              pemenuhan  kebutuhan  hukum  dalam  masyarakat  harus  diatur  dengan  undang-undang
              munculnya aksi penolakan dari berbagai elemen. masyarakat atas pengesahan undang-undang
              Cipta kerja yang dilakukan secara masif di berbagai daerah sejak tanggal 5 Oktober 2020 hingga
              saat ini menunjukkan fakta adanya kebutuhan hukum dalam masyarakat yang harus dipenuhi
              melalui undang-undang yaitu dengan membentuk undang-undang tentang pencabutan UU Cipta
              Kerja.

              Dan  pada  bagian  lain  dalam  ketetapan  MPR  nomor  IV/MPR/2001  tentang  etika  kehidupan
              berbangsa terutama BAB II butir 2 yang mengatur mengenai etika politik dan pemerintahan
              terdapat pula ketentuan bagi lembaga-lembaga negara termasuk lembaga DPR untuk tanggap
              terhadap  aspirasi  rakyat  sebelum  memangku  jabatannya  tiap-tiap  anggota  DPR  sendiri  telah
              mengucap  sumpah  kepada  Allah  Tuhan  yang  maha  esa  dengan  kata-kata  demi  Allah.
              "Berdasarkan alasan-alasan yuridis formal di atas, kami secara resmi dan terbuka mengajukan
              permohonan kepada pimpinan fraksi-fraksi untuk mencabut undang-undang Cipta kerja melalui
              proses legislative review di lembaga DPR," katanya, (nas)

              caption:

              KONSiSTEN-Buruh mengikuti aksi menolak Undang-Undang Cipta Kerja cfi Kawasan Patung Kuda
              Arjuna Wiwaha, Jakarta, Kamis (22/10).


















                                                           63
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69