Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 MARET 2021
P. 137

Layaknya sawit, produk hasil dari hutan dan pertanian pangan rakyat juga harus mendapatkan
              perhatian,  mulai  dari  penyuluhan  terkait  pengetahuan  meningkatkan  kualias  dan  kuantitas,
              penyediaan bibit, pupuk dan obat yang bisa diakses oleh rakyat, penjagaan harga produk hutan
              dan hasil pertanian rakyat, hingga infrastruktur pengolahan dan pemasaran.

              Sektor ini merupakan sektor di mana mayoritas rakyat Indonesia berada di dalamnya, apabila
              diperhatikan,  dilindungi  dan  dikembangkan  akan  sangat  berdampak  pada  meningkatnya
              penghidupan rakyat dan kemandirian ekonomi masyarakat.

              "Hal ini juga akan mengurangi bencana yang diakibatkan oleh hadirnya perusahaan perkebunan
              skala besar," ucapnya.

              Pusat-pusat kegiatan ekonomi masyarakat ditutup dengan alasan untuk mencegah penularan
              covid-19.

              Namun  jika  hal  ini,  tidak  diikuti  dengan  kebijakan  perlindungan  yang  sistematis  dan
              komprehensif,  terutama  bagi  rakyat  yang bergantung  pada  pendapatan  yang dihasilkan  dari
              pekerjaan harian.

              "Tentu saja, muncul begitu banyak inisiatif baik dari berbagai kalangan untuk membantu mereka
              yang lemah secara ekonomi dengan membagikan berbagai bentuk bantuan. Lagi, kita melihat
              solidaritas rakyat yang sangat luar biasa, sesama rakyat yang bisa merasakan kesulitan yang
              dihadapi oleh rakyat lainnya dan melakukan pekerjaan nyata," sambung ia.

              Lalu,  berbagai  fasilitas  pelayanan  publik  pun  turut  terkena  imbas  dengan  alasan  menekan
              penularan covid-19.

              Pembatasan akses terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan merupakan kebijakan Pemerintah
              yang sangat berdampak besar terhadap perempuan dan anak.
              "Kita mendengar kabar tentang anak yang frustasi karena tidak bisa belajar online, atau para
              ibu  yang  kesulitan  dalam  membantu  anaknya  belajar.  Di  rumah,  perempuan  melakukan
              perawatan  terhadap  mereka  yang  sakit  dan  harus  bersabar  karena  akses  kepada  fasilitas
              kesehatan dibatasi," sambung ia.

              Berhadapan dengan situasi sulitnya mendapatkan pemasukan pada masa pandemi, banyak yang
              kemudian tidak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan.

              Hal ini semakin diperburuk dengan terus naiknya iuran BPJS Kesehatan dan dendanya. Upaya-
              upaya untuk pindah dari BPJS Kesehatan yang berbayar ke PBI juga tidak mudah bagi sebagian
              besar perempuan menjadi kepala keluarga.

              "Pemerintah  seolah  tidak  memperhatikan  hal  ini  dan  membiarkan  rakyatnya  berada  dalam
              kesulitan tanpa solusi" ucapnya.

              Anjuran  untuk  tetap  di  rumah  ternyata  seiring  dengan  meningkatnya  kekerasan  terhadap
              perempuan dan anak.

              Penggunaan internet dan telepon genggam untuk belajar daring dan kegiatan lainnya namun
              tidak diikuti dengan skema perlindungan penggunaan internet aman yang komprehensif ternyata
              membawa permasalahan baru bagi meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
              Berdasarkan  data  SIMFONI  PPA,  pada  1  Januari  -  19  Juni  2020  telah  terjadi  3.087  kasus
              kekerasan  terhadap  anak,  diantaranya  852  kekerasan  fisik,  768  psikis,  dan  1.848  kasus
              kekerasan seksual.

              Angka ini tergolong tinggi.
                                                           136
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142