Page 25 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 25

"Karyawan merupakan aset penting untuk menopang aktivitas dan produktivitas perusahaan,
              sehingga perlu dijaga kesehatannya dalam rangka mendukung roda ekonomi tetap berputar,"
              ujar dia.

              Menperin berujar, dalam situasi yang perlu kewaspadaan ini, prioritas di sektor industri adalah
              kondisi kesehatan di lingkungan kerja serta produktivitas industri. Dua hal tersebut mendukung
              kondisi perekonomian yang diharapkan dapat terus membaik, setelah sebelumnya terdampak
              berat. "Sementara itu, pemerintah terus berupaya mengambil kebijakan yang dapat mendukung
              dan memfasilitasi sektor usaha untuk terus dapat bertahan dan tumbuh, meskipun dalam situasi
              yang penuh tekanan," kata Agus.

              Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan dunia usaha yang lebih kondusif
              adalah dengan menyelesaikan RUU Cipta Kerja. Melalui pengesahan RUU tersebut, diharapkan
              masyarakat mendapatkan berbagai macam kemudahan dalam berusaha.

              "Selain  itu  dari  kalangan  industri  mendukung  penuh  adanya  RUU  Cipta  kerja  ini  karena
              mendukung pelaku usaha dalam mengurus perizinan agar lebih cepat, sehingga meningkatkan
              investasi dan secara langsung dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja," jelas Menperin.

              Selain itu, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan pekerja juga menjadi fokus dalam RUU
              tersebut. "Pekerja mendapatkan jaminan kesejahteraan yang sesuai dengan keahlian mereka,
              hingga  bisa  memperoleh  Program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  yang  mendukung  mereka
              untuk kembali ke dunia kerja," jelas Menperin.

              RUU  Cipta  Kerja  diharapkan  dapat  menjadi  pendongkrak  pertumbuhan  ekonomi  secara
              maksimal,  karena  setiap  1%  pertumbuhan  ekonomi  dapat  menyerap  sekitar  300-350  ribu
              pekerja.

              Rencana Mogok Nasional

              Sebelumnya, puluhan pimpinan Konfederasi dan Federasi Serikat Pekerja menyepakati untuk
              melakukan mogok nasional sebagai bentuk penolakan terhadap RUU Cipta Kerja. Kesepakatan
              ini diambil setelah mendengarkan pandangan dari masing-masing serikat pekerja, dalam rapat
              bersama di Jakarta, Minggu (28/9/2020).

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) Said Iqbal, menjelaskan, rapat
              bersama ini dihadiri pimpinan KSPI, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) AGN,
              serta perwakilan 32 federasi serikat pekerja. Di antaranya beberapa federasi yang tergabung
              dalam KSPSI pimpinan Yorrys seperti SP LEM. Termasuk aliansi serikat pekerja seperti Gekanas
              (Gerakan Kesejahteraan Nasional) yang beranggotakan 17 federasi.

              Mogok nasional akan dilakukan secara konstitusional dengan tertib dan damai, direncanakan
              akan dilakukan selama tiga hari berturut-turut, dimulai tanggal 6 Oktober 2020 dan diakhiri pada
              saat sidang paripurna yang membahas RUU Cipta Kerja tanggal 8 Oktober 2020.
              "Dasar  hukum  secara  konstitusional  mogok  nasional  ini  adalah  menggunakan  dua  undang-
              undang, yaitu UU Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
              Umum (Demonstrasi) dan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Para buruh tentu
              akan  mengikuti  prosedur  dari  dua  undang-undang  tersebut,"  ujar  Said  Iqbal,  dalam  siaran
              persnya, Rabu (30/1/2020).

              Mogok nasional dengan menyetop produksi ini akan diikuti kurang lebih 5 juta buruh di ribuan
              perusahaan di 25 provinsi dan 300 kabupaten/kota. Melibatkan beberapa sektor industri seperti
              kimia, energi, pertambangan, tekstil, garmen, sepatu, otomotif dan komponen, elektronik dan
              komponen, industri besi dan baja, farmasi dan kesehatan, percetakan dan penerbitan, industri


                                                           24
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30