Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 OKTOBER 2020
P. 27

Mempertimbangkan beberapa hal tersebut, lanjut Ristadi, KSPN memastikan tidak akan ikut aksi
              mogok nasional pada 6-8 Oktober 2020. "Kepada seluruh anggota KSPN agar tetap tenang dan
              waspada dengan situasi yang berkembang," tambahnya.

              Kesepakatan Klaster Ketenagakerjaan

              Sebelumnya,  anggota  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  Firman  Soebagyo  mengatakan,  sejumlah
              poin-poin  dalam  klaster  ketenagakerjaan  dalam  RUU  Cipta  Kerja  sudah  disepakati  dalam
              pembahasan dengan pemerintah.

              "Soal pesangon, upah minimum, dan jaminan kehilangan pekerjaan semuanya sudah diketok
              palu dan tuntas dibahas," kata Firman dalam pernyataan di Jakarta, Senin (28/9).

              Ia mengatakan, seluruh fraksi di Badan Legislasi sudah menyetujui poin-poin tersebut setelah
              mendapat masukan dari elemen terkait termasuk serikat pekerja dan pengusaha.
              Salah satu poin yang disepakati, tambah dia, adalah terkait pesangon yang akhirnya disetujui
              tetap  ada  dengan  jumlah  32  kali  gaji.  Rinciannya  adalah  sebanyak  23  kali  ditanggung  oleh
              pemberi kerja atau pengusaha dan sisanya ditanggung oleh pemerintah.

              "Ini seperti undang-undang existing atau yang berlaku sekarang. Pesangon tetap 32 kali gaji,"
              kata Frrman.

              Ia juga mengapresiasi pembahasan klaster ketenagakerjaan yang telah mendapatkan masukan
              cukup positif sehingga dapat segera disetujui dalam rapat paripurna DPR

              "Ini semua hasil kerja sama antara DPR, pemerintah, dan stakeholder termasuk serikat pekerja.
              Pada akhirnya semua fraksi dan elemen mendukung klaster ketenagakerjaan di RUU Ciptaker
              ini," ujar dia.

              Dalam kesempatan terpisah, Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas mengatakan, poin lainnya
              yang juga disetujui adalah penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang dijalankan
              dengan kriteria tertentu.

              Ia memastikan, pemberian UMK ini akan ditetapkan dengan menyesuaikan tingkat inflasi dan
              tidak dikelompokkan secara sektoral.

              "RUU ini dirancang untuk menjamin upah yang paling tinggi agar tidak turun. UMK tetap ada
              dengan dasar perhitungan pertumbuhan dan inflasi daerah," kata Supratman.

              Poin-poin lain yang juga disetujui di klaster ketenagakerjaan adalah terkait Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kecelakaan Kerja.

              Semua  jaminan  kehilangan  pekerjaan  ini,  tambah  dia,  telah  disetujui  untuk  tetap  disubsidi
              melalui upah dengan menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan.
              Untuk itu, ia memastikan iuran peserta tetap disubsidi dan ditanggung oleh pemerintah dengan
              realisasi yang bisa diatur sebagai bagian dari iuran BPJS Ketenagakerjaan.

              "Status  Pekerja  Kontrak  Waktu  Tertentu  (PKVVT)  akan  diberikan  jaminan  kepastian  dan
              perlindungan untuk para pekerjanya. Ini akan berlaku juga untuk pekerja outsourcing," kata
              Supratman seperti dikutip Antara.

              Ia mengatakan, skema dan besaran jaminan kehilangan pekerjaan ini nantinya akan diatur oleh
              pemerintah. Pada dasarnya, tambah dia, ini tidak akan banyak berubah dari ketentuan yang
              berlaku saat ini (try/ns/bl)


                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32