Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 121
Judul UU Ketenagakerjaan Jadi Beban Pengusaha?
Nama Media Kontan
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg15
Jurnalis Opini
Tanggal 2020-10-09 04:34:00
Ukuran 345x256mmk
Warna Hitam/Putih
AD Value Rp 73.312.500
News Value Rp 219.937.500
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
Tanggal 5 Oktober 2020 benar-benar menjadi kado buruk bagi pekerja Indonesia. Kendati masih
mendapatkan tantangan sengit, RUU Cipta Kerja (CK) akhirnya disetujui dalam sidang paripurna
DPR. DPR dan Pemerintah berdalih bahwa RUU Cipta Karya diperlukan dalam rangka untuk
keluar dari jerat negara berpenghasilan menengah dan menghabiskan pengangguran.
Karena itu UU perlu disederhanakan, perlu sinkronisasi dan di pangkas regulasi penghambat
penciptaan lapangan kerja. Pemerintah berjanji posisi kemudahan berusaha Indonesia (EoDB)
akan terangkat dari posisi nomor 73 tahun 2020 akan menjadi 60 pada 2021.
UU KETENAGAKERJAAN JADI BEBAN PENGUSAHA?
Tanggal 5 Oktober 2020 benar-benar menjadi kado buruk bagi pekerja Indonesia. Kendati masih
mendapatkan tantangan sengit, RUU Cipta Kerja (CK) akhirnya disetujui dalam sidang paripurna
DPR. DPR dan Pemerintah berdalih bahwa RUU Cipta Karya diperlukan dalam rangka untuk
keluar dari jerat negara berpenghasilan menengah dan menghabiskan pengangguran.
Karena itu UU perlu disederhanakan, perlu sinkronisasi dan di pangkas regulasi penghambat
penciptaan lapangan kerja. Pemerintah berjanji posisi kemudahan berusaha Indonesia (EoDB)
akan terangkat dari posisi nomor 73 tahun 2020 akan menjadi 60 pada 2021.
Namun tidak hanya itu saja tujuan pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja,
dikatakan bahwa UU Ketenagakerjaan yang lama terlalu memberatkan pemberi kerja sehingga
merjadi-kan iklim berusaha menjadi tidak sehat. UU Cipta Kerja akan pangkas beban pengusaha,
merjadikan pengusaha lebih ringan bebannya dan akan meningkatkan perusahaannya dan pada
akhirnya untuk kesejahteraan pekerjanya j uga Logika yang dibangun DPR dan pemerintah
sepintas tampak sahih. Namun sejat inya memiliki sejumlah kelemahan dari banyak sisi.
Jika disebutkan bahwa iklim berinvestasi melemah juga tidak tepat. Nilai investasi baru ke
Indonesia baik PMA dan PMDN selalu meningkat menunjukkan appetite berusaha di Indonesia
masih kuat. Pertumbuhan investasi pada tahun 2014 sebesar 16,18% dibanding 2013, 2015
tumbuh 17,77%, 2016 (12,36%), 2017 (13,05%), 2018 (4,11%), dan 2019 masih tumbuh
120