Page 348 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 348

Komisioner  Komnas  HAM  M  Choirul  Anam  mengatakan,  pihaknya  sudah  menurunkan  tim  ke
              tempat transit mereka ketika tiba di Indonesia, Parepare dan Makassar.
              Tim  untuk  memperdalam  informasi  yang  diberikan  Koalisi  Buruh  Migran  Berdaulat  (KBMB)
              mengenai nasib memprihatinkan PMI yang dideportasi dari Sabah. Choirul Anam mengatakan,
              kondisi buruh migran yang bekerja di Sabah memang kompleks.

              Dia  menceritakan,  masa  kerja  dan  menetapnya  PMI  di  Sabah  sangat  panjang  dibandingkan
              daerah lain. Para PMI bisa bekerja dan menetap selama 10 tahun.

              Siklus  inilah  yang  harus  dilihat  lebih  dalam  lagi  oleh  pemangku  kepentingan,  seperti  Badan
              Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI),  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker),
              dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

              "Buruh migran yang bekerja di sektor sawit harus dimonitoring. Ini menjadi tanggung jawab
              Indonesia, Malaysia, dan warga dunia. Industri bahan baku dan konsumen harus memperhatikan
              (nasib) buruh migran," terangnya dalam diskusi daring, Kamis (8/10/2020).

              Komnas HAM meminta pemerintah memperhatikan kesehatan PMI yang dideportasi dari Sabah
              agar mereka tidak terlalu Covid-19. Choirul Anam menjelaskan para PMI kesulitan melakukan
              jaga jarak, baik di perjalanan yang menggunakan kapal laut maupun tempat penampungan.

              Choirul Anam meminta pemerintah daerah (pemda) melakukan kerja sama dan koordinasi terkait
              kepulangan para PMI. Para PMI dari Sabah mayoritas transit dan ditampung di Kota Makassar.
              Pemda harusnya saling berkomunikasi untuk mengatur kepulangan ke kampung halaman PMI.
              Catatan lain, para PMI itu ternyata masih banyak yang ingin kembali ke sabah. "Beberapa yang
              kami  temukan,  (mereka)  enggak  punya  akar  sosial  yang  kuat  di  Makassar  dan  Parepare,"
              pungkasnya.
              (maf).








































                                                           347
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353