Page 64 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 APRIL 2021
P. 64
memutuskan untuk tidak lagi bekerja di luar negeri memilih membuka usaha sebagai
penyambung hidup.
CERITA EKS PEKERJA MIGRAN ASAL INDRAMAYU BAWA TERASI CIREBON
MENDUNIA
Cirebon - Berkah pekerja migran Indonesia (PMI) tak hanya dilihat dari sisi pendapatan saja.
Mereka membawa dan memperkenalkan potensi daerah asalnya untuk dijual ke negara tempat
para pekerja migran tersebut bekerja.
Bahkan, diketahui aktivitas tersebut sudah lama dilakukan oleh mantan pekerja migran Indonesia
asal Kabupaten Indramayu dan Cirebon . Mereka yang memutuskan untuk tidak lagi bekerja di
luar negeri memilih membuka usaha sebagai penyambung hidup.
Mulai dari usaha makanan hingga keahlian menjahit dilakukan mantan pekerja migran asal
Cirebon dan Indramayu. Sistem pemasaran sebagian besar melalui jaringan pekerja migran yang
masih aktif bekerja di luar negeri.
"Ada yang online juga tapi untuk pemasaran di dalam negeri. Kalau luar negeri ya manfaatkan
teman-teman pekerja migran yang sedang cuti pulang ketika kembali ke negara tempat mereka
bekerja kami titip barang dagangan kami semacam jastip gitu," kata Ashen Kuraesin Manta
Pekerja Migran asal Indramayu ditengah mengikuti Pelatihan dan Praktik Digitalisasi Proses Bisnis
Kelompok Usaha Eks Pekerja Migran Indonesia oleh Kominfo, Senin (5/4/2021).
Ahsen sudah 11 tahun menjadi pekerja migran. Selain di Timur Tengah, Ahsen bekerja sebagai
buruh pabrik di Korea Selatan.
Dia mengaku bersama teman kelompok usahanya terus berusaha belajar menjadi wirausaha.
Dia mengatakan, sejauh ini produk yang dipasarkan ke luar negeri adalah Terasi Cirebon .
Terasi yang dijual kelompok usaha yang diketuai Ahsen sudah tembus ke Eropa, London, Taiwan,
Jepang, dan Arab Saudi.
"Kalau kirim lewat paket masih takut selain faktor utama mahal kemudian dari sisi kemasan juga
sepertinya masih perlu diperbaiki khawatir jadinya rusak. Makannya kami titip lewat bagasi orang
saja," kata dia.
Ahsen mengaku dalam upaya optimalisasi produk tersebut membutuhkan banyak kemampuan.
Mulai dari manajemen keuangan, pemasaran menggunakan digital hingga pengemasan bagi
kelompok usaha yang dirintis mantan pekerja migran asal Indramayu dan Cirebon.
Oleh karena itu, dia berharap pemerintah dapat lebih maksimal membantu mantan pekerja
migran untuk memasarkan produk mereka ke luar negeri.
"Kalau usaha saya sendiri itu jahit dari sprei sampai jahit baju karena pandemi jadi berdampak.
Tapi saya juga punya kelompok usaha dan kebanyakan di makanan salah satunya terasi yang
sudah kami bawa mendunia," ujar dia.
Koordinator pelatihan untuk wilayah Indramayu Nur Choirul Afif mengatakan, jumlah peserta
sebanyak 180 orang. Mereka mantan pekerja migran asal Cirebon dan Indramayu.
Pelatihan tersebut dibagi menjadi tiga klaster sesuai kebutuhan dan minat kelompok pekerja
migran sendiri. Klaster satu fokus manajemen keuangan dan kelembagaan organisasi, klaster
dua pemasaran melalui digital dan klaster tiga pengembangan inovasi produk hingga siap jual.
63