Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 130

"Bagi pengusaha yang memiliki kemampuan membayar THR agar dapat membayar tujuh hari
              sebelum  Idul  Fitri,  sebaliknya  bagi  pengusaha  yang  tidak  mampu  agar  dapat  dilakukan
              perundingan  bipartit  untuk  mencari  solusi  yang  terbaik,"  kata  Sarman  seperti  dilansir  dari
              Kontan.co.id  .

              Sarman menyebut, pengusaha bukannya tidak mau membayar THR  2021. Akan tetapi memang
              kondisi keuangan yang sudah teramat berat akibat omzet yang turun tajam. "Mampu bertahan
              saja sudah sangat baik," ucap dia.

              Pengusaha berharap, pengertian yang dalam dan kesadaran yang tinggi dari rekan-rekan Serikat
              Pekerja /Buruh untuk dapat melihat tantangan yang dihadapi pengusaha secara jernih. Sebab,
              ini tantangan yang teramat berat karena sudah setahun aktivitas ekonomi bergerak terbatas
              mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2020 minus 2,07 persen.

              Selain itu, diawal tahun 2021 dengan tingkat penularan Covid-19 yang masih tinggi, Pemerintah
              masih  menerapkan  pembatasan  yang  dampaknya  pergerakan  ekonomi  masih  sama  dengan
              tahun yang lalu. Bahkan pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2021 yang diprediksi tumbuh
              positif, dikawatirkan juga masih minus.

              "Ini tantangan yang harus kita hadapi bersama.

              Kita berharap agar program vaksinasi covid-19 berjalan lancar sehingga pemulihan ekonomi kita
              bergerak lebih cepat, pasar semakin bergairah, cash flow pengusaha semakin positif sehingga
              nantinya pengusaha dapat membayarkan THR kepada pekerja nya," tutur Sarman.

              Ancaman Buruh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja  Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengaku akan
              menempuh jalur hukum jika pemerintah mengeluarkan aturan terkait pencairan Tunjangan Hari
              Raya (THR) 2021 bisa dilakukan secara dicicil. Menurut dia, para buruh akan menolak dengan
              keras jika Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan surat edaran terkait hal tersebut.

              "Kami akan mem-PTUN-kan surat edaran atau apapun bentuk suratnya terhadap surat yang
              dikeluarkan oleh Menteri Ketenagakerjaan tersebut bilamana bertentangan dengan peraturan
              THR sebagaimana diatur dalam PP 78/2015," ujar Said dalam konferensi pers virtual, Jumat
              (19/3/2021).

              Selain  itu,  kata  Said,  pihaknya  juga  akan  menyurati  Presiden  Joko  Widodo  jika  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziah tetap nekat mengeluarkan aturan yang berisi pembayaran THR
              boleh dicicil.

              "Kami  akan  mengirimkan  dalam  hal  ini  KSPI,  surat  protes  keras  kepada  Presiden  Republik
              Indonesia Bapak Jokowi untuk menegur, mengingatkan dan melarang Menteri Ketenagakerjaan
              membayar THR melalui surat edaran itu membolehkan pengusaha membayar THR di bawah
              ketentuan  PP  78,  yaitu  100  persen  dan  tidak  boleh  dicicil,"  kata  dia  seperti  dikutip  dari
              kompas.com.
              Said menjelaskan, permintaan ini juga berlaku bagi para buruh yang masa kerjanya di bawah
              satu tahun. Menurut dia, buruh yang masa kerjanya di bawah satu tahun pembayaran THR-nya
              harus proporsional sesuai masa kerjanya.

              "Bagi yang di bawah 1 tahun atau 12 bulan maka proporsional, misal 6 bulan masa kerja maka
              THR yang dibayarkan adalah 6/12 dikali upah yang diterima. Itu yang kami minta dan bagi yang
              bermasa  kerja  di  atas  12  bulan  atau  di  atas  satu  tahun,  maka  THR-nya  dibayar  penuh  100
              persen," kata Said.




                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135