Page 129 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 APRIL 2021
P. 129

Pekerja  upah bulanan. Bagi pekerja /buruh yang memiliki masa kerja 12 bulan secara terus-
              menerus atau lebih, maka THR diberikan sebesar satu bulan upah. Pekerja  upah harian THR
              juga  wajib  diberikan  kepada  bagi  pekerja  /buruh  yang  bekerja  berdasarkan  perjanjian  kerja
              harian yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih.

              THR upah satu bulan pekerja  harian dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima selama
              12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.Pekerja  kurang dari 12 bulan  Bagi pekerja
              /buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus-menerus, tetapi kurang dari
              12 bulan,  THR  diberikan secara proporsional.

              Perhitungan THR  2021 bagi pekerja  kurang dari 12 bulan, yaitu:  masa kerja x 1 bulan upah
              12. Adapun upah satu bulan pekerja  harian, dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima
              tiap  bulan  selama  masa  kerja.  Pengawasan  bagi  pengusaha.  Demi  memantau  kepatuhan
              pengusaha dalam memberikan THR, Ida meminta bantuan kepada para kepala daerah.

              "Kami mohon kerja sama kepada para kepala daerah, untuk memastikan perusahaan membayar
              THR keagamaan kepada pekerja  atau buruh," tutur Ida. Jika ada pengusaha yang tidak mampu
              membayar THR karena dampak pandemi Covid-19, masih diberi kesempatan dengan beberapa
              syarat.

              "Agar melakukan dialog dengan para pekerja  atau buruh, untuk mencapai kesepakatan yang
              dilaksanakan  secara  kekeluargaan  disertai  iktikad  baik,"  ujar  Ida.  Hasil  kesepakatan  antara
              pengusaha  dan  pekerja    itu  disampaikan  secara  tertulis,  lalu  dilaporkan  kepada  Dinas
              Ketenagakerjaan setempat.

              Ida  menegaskan,  hasil  kesepakatan  ini  tidak  menghilangkan  kewajiban  pengusaha  untuk
              membayar  THR  keagamaan  tahun  2021.  Pembayaran  bisa  dilakukan  bertahap,  asal  tetap
              memenuhi kewajiban jumlah yang dibayarkan.

              "Diminta  kepada  kepala  daerah  untuk  menegakkan  hukum  sesuai  kewenangannya  terhadap
              pelanggaran  pemberian  THR,"  kata  Ida.  Ia  juga  mengatakan  bahwa  Kemenaker  sudah
              membentuk  satuan  tugas  pelayanan  konsultasi  dan  penegakan  hukum  untuk  mengawasi
              pelaksanaan pemberian THR 2021.

              Permintaan Perusahaan untuk Pembayaran THR  2021, Ancaman Buruh Jika Aturan THR Dicicil
              Dikeluarkan  dalam  tiga  minggu  ke  depan,  Pengusaha  akan  melaksanakan  salah  satu
              kewajibannya  yaitu  pemberian  Tunjangan  Hari  Raya  (THR)  kepada  karyawan/pekerja  nya.
              Kewajiban pembayaran, Tunjangan Hari Raya (THR) Ini sesuai dengan Permenaker no.6 Tahun
              2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja /Buruh di Perusahaan.

              Sementara itu, buruh mengancam jika Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan peraturan
              pembayaran THR dicicil. Bagaimana dari perusahaan?  Terkait pembayaran THR ini, Ketua Umum
              DPD  Himpunan  Pengusaha  Pribumi  Indonesia  (HIPPI)  DKI  Jakarta  Sarman  Simanjorang
              mengatakan, dalam kondisi yang dialami pengusaha saat ini sangat dibutuhkan pengertian dan
              kesadaran dari karyawan /pekerja  dari sisi kemampuan pengusaha.
              Sebaliknya, sektor Pariwisata dan turunannya seperti hotel, restoran, kafe, travel, transportasi,
              mall,  hiburan  malam  dan  sektor  otomotif,  properti,  UMKM  dan  berbagai  sektor  jasa  lainnya
              dipastikan tidak  memiliki  kemampuan  untuk  membayar  kewajiban  THR akibat  cash  flow-nya
              yang sudah sangat berat.
              Oleh karena itu, dalam kondisi ini Pemerintah harus segera menerbitkan Surat Edaran Menteri
              Tenaga Kerja tentang Juklak dan Juknis THR 2021 dengan memperhatikan dengan sungguh-
              sungguh kondisi pelaku usaha akibat pandemi covid-19.



                                                           128
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134