Page 150 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 FEBRUARI 2020
P. 150

sama dengan perjanjian kerjanya, pindah itu bisa saja kita tidak tahu, bisa saja
               karena mereka ini memang ingin pindah atau majikannya yang memindahkan dan
               Pekerja Migrannya setuju tapi kita (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran) di sini
               dipidana. Padahal ini tidak terjadi di Indonesia, dan sudah bukan kewenangan
               Perusahaan. Jadi kalau kita kembali pada hukum ajaran pidana Indonesia, jelas kita
               tidak bisa diadili karena kita tidak melakukan apa-apa di sini," terang Saiful.

               Sidang lanjutan uji materi ini akan digelar hari Kamis, 20 Februari 2020, merupakan
               sidang keempat dengan agenda mendengarkan keterangan dari perwakilan
               Pemerintah dan Komisi IX DPR RI.

               Seperti diketahui, Aspataki atau Asosiasi Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja
               Indonesia mengajukan uji materi UU No 18 Tahun 2017 Tentang Perlindungan
               Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam Pemohon
               Perkara Nomor 83/PUU-XVII/2019 ini adalah Aspataki yang menguji Pasal 54 ayat
               (1) huruf a dan huruf b, Pasal 82 huruf a dan Pasal 85 huruf a UU PPMI.

               Pasal 54 ayat (1) huruf a dan b UU No. 18/2017: Untuk dapat memperoleh SIP3MI
               sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1), Perusahaan Penempatan Pekerja
               Migran Indonesia harus memenuhi persyaratan: a. memiliki modal disetor yang
               tercantum dalam akta pendirian perusahaan paling sedikit Rp 5.000.000.000,00
               (lima miliar rupiah ); b. menyetor uang kepada bank pemerintah dalam bentuk
               deposito paling sedikit Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) yang
               sewaktu-waktu dapat dicairkan sebagai jaminan untuk memenuhi kewajiban dalam
               Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

               Pasal 82 huruf a: Dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
               dan denda paling banyak Rp 15.000.000.000,- (lima belas miliar rupiah), setiap
               orang yang dengan sengaja menempatkan Calon Pekerja Migran Indonesia pada: a.
               jabatan dan jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja sehingga
               merugikan Calon Pekerja Migran Indonesia tersebut sebagaimana dimaksud dalam
               Pasal 67 huruf a.

               Sedangkan Pasal 85 huruf a: Dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
               tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah), setiap orang
               yang: a. menempatkan Pekerja Migran Indonesia pada pekerjaan yang tidak sesuai
               dengan Perjanjian Kerja yang telah disepakati dan ditandatangani Pekerja Migran
               Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf a.

               [ded].















                                                      Page 149 of 185.
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155