Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 226
Judul Ada Sanksi bagi Pemberi Data yang Salah untuk Subsidi Gaji
Nama Media koran-jakarta.com
Newstrend Santunan Pegawai Swasta
Halaman/URL http://www.koran-jakarta.com/ada-sanksi-bagi-pemberi-data-yang-
salah-untuk-subsidi-gaji/
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-09-09 13:09:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 10.000.000
News Value Rp 30.000.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Ringkasan
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengingatkan agar pemberi kerja
memberikan data yang sebenar-benarnya untuk program subsidi gaji karena ada ancaman sanksi
bagi yang tidak melakukannya.
ADA SANKSI BAGI PEMBERI DATA YANG SALAH UNTUK SUBSIDI GAJI
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengingatkan agar pemberi kerja
memberikan data yang sebenar-benarnya untuk program subsidi gaji karena ada ancaman sanksi
bagi yang tidak melakukannya.
"Kami ingatkan bahwa pemberi kerja yang tidak memberikan data yang sebenarnya akan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan," kata Menaker dalam konferensi pers
virtual bersama BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) di Jakarta, Selasa (8/9).
Menaker menegaskan ketentuan sanksi jika memberi informasi yang tidak benar itu sudah
tertuang dalam Pasal 8 di Permenaker Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Pemberian
Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah Bagi Pekerja Buruh dalam Penanganan Dampak
Covid-19.
Selain itu, Ida mengingatkan kepada pemberi kerja yang tidak memenuhi syarat mendapatkan
bantuan subsidi upah (BSU), tapi tetap menerimanya wajib untuk mengembalikan subsidi
tersebut kepada kas negara.
Beberapa syarat menjadi menerima BSU, antara lain adalah berstatus Warga Negara Indonesia
(WNI), merupakan pekerja penerima upah, tercatat sebagai anggota aktif BPJS Ketenagakerjaan
per Juni 2020, gaji yang dilaporkan di bawah 5 juta rupiah serta memiliki rekening yang aktif.
Per Senin (7/9), pemerintah sudah menyalurkan subsidi gaji kepada 2.311.237 orang dari 2,5
juta pekerja yang lolos verifikasi di tahap I dan 1.386.059 orang dari 3 juta pekerja yang masuk
dalam tahap II.
225