Page 256 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 256

Ringkasan

              Komisioner Pengkajian dan Penelitian  Komnas HAM  RI Sandrayati Moniaga menilai,  peraturan
              pelaksana  dalam  Omnibus Law  Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja, terlalu banyak.

              Sandrayati menyebut, setidaknya terdapat 516  Peraturan Pelaksana  dalam  RUU Cipta Kerja  .

              "Kami  melihat  bahwa  undang-undang  ini  sangat  gemuk  dengan  perintah  untuk  membuat
              peraturan pelaksana. Bisa dibayangkan 516 peraturan pelaksana yang harus dibuat dari dari RUU
              ini," kata Sandrayati dalam Konferensi pers, Kamis (13/8/2020).



              KOMNAS HAM KHAWATIR TERJADI 'ABUSE OF POWER' JIKA RUU CIPTA KERJA
              DISAHKAN


              JAKARTA,  - Komisioner Pengkajian dan Penelitian  Komnas HAM  RI Sandrayati Moniaga menilai,
              peraturan  pelaksana    dalam    Omnibus  Law    Rancangan  Undang-undang  (RUU)  Cipta  Kerja,
              terlalu banyak.

              Sandrayati menyebut, setidaknya terdapat 516  Peraturan Pelaksana  dalam  RUU Cipta Kerja  .

              "Kami  melihat  bahwa  undang-undang  ini  sangat  gemuk  dengan  perintah  untuk  membuat
              peraturan pelaksana. Bisa dibayangkan 516 peraturan pelaksana yang harus dibuat dari dari RUU
              ini," kata Sandrayati dalam Konferensi pers, Kamis (13/8/2020).

              Menurut Sandrayati, banyaknya peraturan pelaksana membuat kewenangan eksekutif menjadi
              lebih besar.

              "Ketika peraturan pelaksana itu ditetapkan oleh eksekutif, ini ada pemberian kewenangan yang
              luar biasa kepada eksekutif yang berpotensi terjadi  abuse of power  ," ujar Sandrayati.

              "Jadi, segala hal yang tadinya diatur dalam undang-undang yang disusun bersama DPR dan
              pemerintah beralih sebagian besar materinya ke peraturan pelaksana dan Perpres (Peraturan
              Presiden). Bayangkan betapa besar kekuasaan dari eksekutif untuk membuat turunan dari RUU
              ini nanti," lanjut dia.

              Selain itu, Sandrayati mengatakan, ada permasalahan lain dalam Omnibus Law  RUU Cipta kerja
              .

              Salah satunya, Indonesia tidak mengenal undang-undang payung (umbrella act).

              Menurut dia, turunan langsung Undang Undang Dasar 1954 (UUD 1945) adalah undang-undang
              (UU).

              "Indonesia  tidak  mengenal  undang-undang  payung,  dalam  Undang-undang  12  tahun  2001
              tentang  pembentukan  peraturan  perundangan,  kita  tahu  dibawah  Undang-Undang  Dasar  itu
              langsung ke undang-undang," ungkap Sandrayati.




                                                           255
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261