Page 259 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 259
Ringkasan
Alasan Luhut Dukung Masuknya Pekerja Asing: Kita Kan Mesti Win-win kumparanBISNIS Konten
Redaksi kumparan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dirinya
sering dikritik bahwa dirinya sebagai 'pembuka jalan' tenaga kerja asing (TKA) masuk ke
Indonesia. Ia menjelaskan alasannya mendukung TKA masuk. Luhut menegaskan, tindakannya
itu demi kepentingan nasional, bukan untuk kepentingan asing.
ALASAN LUHUT DUKUNG MASUKNYA PEKERJA ASING: KITA KAN MESTI WIN-WIN
Create Story Alasan Luhut Dukung Masuknya Pekerja Asing: Kita Kan Mesti Win-win
kumparanBISNIS Konten Redaksi kumparan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
Pandjaitan mengakui dirinya sering dikritik bahwa dirinya sebagai 'pembuka jalan' tenaga kerja
asing (TKA) masuk ke Indonesia. Ia menjelaskan alasannya mendukung TKA masuk. Luhut
menegaskan, tindakannya itu demi kepentingan nasional, bukan untuk kepentingan asing.
"Banyak yang suka kritik saya memberikan kesempatan pada tenaga kerja asing, enggak betul
lah itu. Kan kita mesti win-win," ujar Luhut dalam rakernas Apindo secara virtual, Kamis (13/8).
Dia menjelaskan, pekerja asing hanya sebatas jembatan untuk melancarkan investasi asing dan
menciptakan lapangan kerja untuk pekerja lokal. Setelah itu, investasi itu diwajibkan melakukan
transfer teknologi kepada pekerja dari dalam negeri.
"Tenaga asing itu hanya menjembatani untuk ciptakan lapangan kerja untuk teknologi transfer
dan meyakinkan bahwa orang yang punya uang itu, uangnya memang diinvestasikan dengan
benar," jelasnya. Menurut Luhut, ada beberapa kriteria yang harus dipatuhi investor asing untuk
masuk ke Indonesia. Utamanya adalah wajib mendidik tenaga kerja lokal dan transfer teknologi.
"Mereka wajib mendidik tenaga kerja lokal. Misalnya seperti di Morowali ada politeknik, nah ini
bagus 600 orang per tahun. Yang mengajar dari ITB, UI, UGM, senior-senior mengajar di sana.
Ada praktik, tersedia industrinya. Di mana lagi dapat politeknik seperti ini?" kata Luhut. Untuk
transfer teknologi, menurut Luhut saat ini yang menyanggupi hal itu adalah China. Yakni berupa
ekstraksi nickel menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Kemudian transfer teknologi, kita minta perusahaan-perusahaan asing yang mau transfer
teknologi kita ke depankan. Nah yang mau ini Tiongkok. Misalnya apa? Bagaimana ekstrak dari
nickel ore, itu bahan untuk lithium baterai. Nah mereka mau," katanya.
Luhut pun menegaskan pihaknya tak ingin lagi ada ekspor bahan mentah. Luhut ingin Indonesia
bisa membuat lithium baterai yang nantinya akan digunakan banyak negara.
"Kita mau membuat lithium baterai, lalu kita buat lagi recycling lithium baterai, sehingga kita
bisa gunakan lagi itu nanti. Ini sekarang yang berpuluh-puluh tahun enggak pernah kita buat.
Ini kan butuh teknologi, kita kan engga bisa sendiri," tegas Luhut.
"Kalau orang marah-marah kenapa enggak mempekerjakan tenaga kerja kita? Orang profesor
ITB saja bilang sama saya, kita ada bidang studinya, tapi tidak ada praktiknya. Nah sekarang
ada praktiknya. Ini adalah fakta, enggak perlu malu kita mengakui itu," tambahnya.
Luhut Pekerja TKA China2020 (c) PT Dynamo Media Network Version 1.1.263.
258