Page 208 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 208

Selain itu, Menteri Ketenagakerjaan mesti mengupayakan langkah-langkah praktis dan strategis
              memperbaiki  situasi  industri  dan  ketenagakerjaan  di  seluruh  Indonesia,  selama  dan  pasca-
              pandemi Covid-19.

              Seperti memastikan pekerja dan manajemen mematuhi ketentuan tentang protokol kesehatan
              di perusahaan, dan memastikan manajemen tidak melakukan PHK sepihak di masa pandemi
              Covid-19 atau merumahkan pekerja tanpa upah.

              Jika memang PHK tidak dapat dihindari, Timboel mendorong pengawas ketenagakerjaan tetap
              memastikan perusahaan menjalankan amanat Pasal 157A UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
              Kerja (junto Pasal 155 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Yaitu selama proses
              penyelesaian  perselisihan  hubungan  industrial  pihak  pengusaha  tetap  membayarkan  upah
              pekerja dan iuran seluruh program jaminan sosial, dan pekerja tetap menjalankan kewajibannya
              untuk bekerja.

              “Pengawas  ketenagakerjaan  harus  berani  menindak  pengusaha  yang  melanggar  Pasal  157A
              tersebut. Selama ini pengawas ketenagakerjaan tidak tegas sehingga pekerja yang dalam proses
              PHK tidak dibayarkan upahnya lagi,” ucap dia.

              Selanjutnya, semua pihak harus saling mengingatkan khususnya dalam hal penegakan protokol
              kesehatan  di  lingkungan  kerja,  dengan  mengacu  pada  ketentuan  yang  telah  dikeluarkan
              Pemerintah.  Semua  pihak  harus  membangun  optimisme  dengan  mengedepankan  kebaikan
              bersama yang berbasis pada semangat gotong royong.

              “Semoga seluruh pemangku kepentingan hubungan industrial mendukung dan melaksanakan isi
              Deklarasi  ini,  khususnya  para  pihak  yang  ikut  menandatangani  Deklarasi  tersebut,  untuk
              keberhasilan kita mengatasi pandemi Covid19. Jangan sampai penandatangan Deklarasi hanya
              sebatas seremonial tanpa makna, sebatas pencitraan,” pungkas Timboel.

              Sebagai informasi, berikut enam butir pernyataan Deklarasi Gotong Royong :
              Pertama, menyelesaikan segala pertikaian dan konflik melalui dialog yang sehat dan kompromi
              yang adil.

              Kedua, menepis semua berita bohong terkait pandemi COVID-19 yang tidak berdasar pada kajian
              medis.

              Ketiga,  tetap  mematuhi  protokol  kesehatan  dalam  masa  PPKM  Darurat  dan  masa-masa
              sesudahnya.

              Keempat, meniadakan pengumpulan massa yang berpotensi menyebarkan virus COVID-19, dan
              membawa  semua  bentuk  perselisihan  ke  meja  perundingan  dengan  kepala  dingin  dan
              bertanggung-jawab.
              Kelima, memberikan tugas kepada Menaker RI, dengan seluruh kewenangan yang dimilikinya,
              untuk mengupayakan langkah-langkah praktis dan strategis memperbaiki situasi industri dan
              ketenagakerjaan di seluruh Indonesia, selama dan pasca-pandemi COVID-19.

              Keenam, saling mengingatkan khususnya dalam hal penegakan protokol kesehatan di lingkungan
              kerja. Selalu ada pelangi setelah hujan. Saat ini Ibu Pertiwi sedang sakit. Saatnya kita bergotong-
              royong keluar dari kesulitan demi kesulitan yang tengah kita hadapi.







                                                           207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213