Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 29
Ringkasan
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam wawancara khusus dengan Kompas secara daring
di Jakarta, Selasa (6/7/2021), mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang aktif
menyelenggarakan program pemagangan bagi pencari kerja muda, seperti TMMIN. Hal ini
sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan keterampilan kerja angkatan kerja
muda sehingga mereka bisa lebih mudah terserap pasar kerja.
JEMBATAN KOKOH DUNIA PENDIDIKAN DAN PASAR KERJA LEWAT PROGRAM
PEMAGANGAN
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam wawancara khusus dengan Kompas secara daring
di Jakarta, Selasa (6/7/2021), mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang aktif
menyelenggarakan program pemagangan bagi pencari kerja muda, seperti TMMIN. Hal ini
sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan keterampilan kerja angkatan kerja
muda sehingga mereka bisa lebih mudah terserap pasar kerja.
"Sekarang kita sedang mengembangkan konsep pemagangan dan sudah ada minat yang besar
dari dunia usaha dan dunia industri, salah satunya Japan Club. Magang itu konteksnya untuk
menambah keterampilan peserta magang agar mereka siap masuk pasar kerja dan kami terus
mengajak agar semakin banyak perusahaan yang bersedia menerima peserta pemagangan,"
ujar Ida.
Menaker mencontohkan, TMMIN menerima lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan untuk
menjadi peserta magang melalui Dinas Ketenagakerjaan Karawang. Mereka akan menerima
berbagai pelatihan vokasi secara langsung dari instruktur sehingga memiliki keterampilan kerja
yang kompeten dan disiplin kerja sesuai budaya kerja Toyota.
Sebagian besar lulusan program pemagangan akan langsung diserap pasar kerja. Keterampilan
dan pemahaman mendalam mereka tentang budaya kerja di perusahaan tersebut akan
memudahkan manajemen merekrut dan menempatkan mereka sebagai pekerja.
Tantangan revolusi industri 4.0 memang tidak mudah. Penambahan dan peningkatan
keterampilan angkatan kerja mutlak dibutuhkan agar Indonesia tetap memiliki produktivitas
tinggi. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pun terus membuat kajian penilaian pasar
kerja sebagai dasar menyusun kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan peluang kerja,
khususnya yang ada di era pan-demi Covid-19.
Laporan World Economic Forum (WEF) memperkirakan, di dunia akan ada 97 juta pekerjaan
baru seiring dengan menghilangnya 85 juta pekerjaan. Untuk Indonesia sendiri, sebagaimana
dilaporkan
McKinsey, diperkirakan 23 juta jenis pekerjaan terdampak otomatisasi serta muncul sedikitnya
20 juta jenis pekerjaan baru.
Perkembangan pasar kerja yang begitu cepat seiring derasnya arus digitalisasi membuat
kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi poin penting dalam menyiapkan angkatan kerja.
Angkatan kerja mesti menguasai perkembangan teknologi dengan keterampilan lunak (soft
skills), seperti kedisiplinan dan kejujuran.
Menaker mengungkapkan, kebijakan ini berkolaborasi dengan strategi pelatihan vokasi lainnya,
termasuk peningkatan keterampilan, optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan
keterampilan lunak, serta perubahan kurikulum dan metode yang fokus pada sumber daya
manusia berorientasi digital.
28

