Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 52
Direktur Utama PT Lippo Karawaci, John Riady mengingatkan, lulusan pendidikan vokasi harus
mampu beradaptasi dengan perubahan industri. Mereka harus siap untuk senantiasa belajar dan
mengasah kemampuan diri.
Untuk itu, dapat dipertimbangkan revitalisasi BLK dan penguatan sistem technical and further
education. BLK dapat menyegarkan keterampilan pekerja yang sudah tak relevan dengan
kebutuhan industri. Sistem technical and further education akan menjadi pusat standardisasi
kompetensi yang dibutuhkan di era gig economy. (Kompas, 6/12/2019)
Ida mengakui, pekerjaan baru lebih banyak sebenarnya daripada yang hilang. Tinggal angkatan
kerja kita, lulusan perguruan tinggi dan SMK sesuai dengan kebutuhan pekerjaan baru itu. Atau
mereka yang sudah bekerja beralih.
Ini butuh reskilling. Hal itu mudah dilakukan melalui pelatihan vokasi, termasuk di BLK. Saat ini
sejumlah BLK melatih tenaga yang keterampilannya dibutuhkan di pasar internasional, seperti
tenaga ahli las bawah air, tenaga ahli madya mode dan tekstil, selain yang terkait digital. Peserta
didik di BLK pun sebagian bergelar sarjana.
Calon pekerja migran boleh berkerja di luar negeri jika punya kompetensi. Kompetensi itu
disiapkan melalui BLK. Saat ini baru ada 15 BLK yang dikelola pemerintah pusat, dan hingga
tahun 2024 ditargetkan setiap provinsi akan mempunyai BLK, selain BLK yang dikelola
pemerintah daerah dan komunitas, yang jumlahnya hingga tahun 2020 sebanyak 2.127 unit.
Tahun 2021 akan dibangun lagi sekitar 1.000 BLK komunitas. BLK itu harus mengikuti
perkembangan dunia usaha dan industri.
51