Page 54 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 54

Ringkasan

              Ketua  Harian  Serikat  Karyawan  Garuda  Indonesia  (Sekarga),  Tomy  Tampatty,  tak  sabar
              menunggu pertemuan kembali dengan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Mewakili
              para karyawan maskapai penerbangan pelat merah itu, Tomy hendak menagih program pensiun
              dini yang dijanjikan manajemen.



              MENAGIH JANJI PENSIUN DINI
              Ketua  Harian  Serikat  Karyawan  Garuda  Indonesia  (Sekarga),  Tomy  Tampatty,  tak  sabar
              menunggu pertemuan kembali dengan manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Mewakili
              para karyawan maskapai penerbangan pelat merah itu, Tomy hendak menagih program pensiun
              dini yang dijanjikan manajemen.
              Menurut  Tomy,  sejak  Januari  lalu  hingga  saat  ini,  sudah  ada  1.130  pendaftar.  Namun
              kenyataannya  baru  40  orang  yang  memperoleh  hak  pensiun  dini,  ditandai  dengan  surat
              keputusan  pemberhentian  sebagai  karyawan.  "Kejelasan  mengenai  keputusan  ini  yang  kami
              pertanyakan,” kata dia kepada Tempo, kemarin.

              Garuda sedang merampingkan jumlah personelnya untuk memangkas beban keuangan yang
              kian berat. Hingga Mei lalu, Garuda menanggung utang US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun,
              salah satunya akibat membengkaknya biaya operasi.
              Berdasarkan data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Garuda merugi US$ 100 juta
              atau sekitar Rp 1,4 triliun per bulan. Pendapatan bulanan US$ 50 juta tak cukup untuk menutupi
              beban operasi senilai US$ 150 juta.

              Menurut Tomy, karyawan sebenarnya berminat terhadap skema pensiun dini. Dia mengatakan
              ada lebih dari 800 pekerja pos darat, 300 awak kabin, dan 30 pilot yang mendaftarkan diri.
              Namun realisasi program ini tak sekencang promosinya. "Entah bagaimana caranya, target kami
              1.000 karyawan Garuda bisa pensiun tahun ini,” ujar dia.

              Pada  18  Mei  lalu,  Sekarga,  yang  mewakili  lebih  dari  3.000  karyawan  organik  Garuda,
              melayangkan surat keberatan kepada manajemen. Meski memaklumi strategi efisiensi, saat itu
              para karyawan memprotes pemutusan hubungan kerja tanpa perundingan bipartit. “Manajemen
              menjaga  jarak  dengan  kami,”  ucap  Tomy,  yang  mengaku  pernah  dikirimi  surat  pemutusan
              hubungan kerja (PHK).

              Pada 12 Juli lalu, Sekarga, yang merangkul Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Ikatan Awak Kabin
              Garuda Indonesia (IKAGI), meminta bantuan Presiden Joko Widodo. Mereka mengirim surat,
              mengabarkan  kondisi  perusahaan  yang  sudah  memutus  hubungan  kerja  terhadap  7.900
              karyawan pada 2019, 2.000 orang pada 2020, dan berpotensi bertambah 1.000 orang pada
              tahun ini. Ada juga permohonan suntikan ekuitas atau bail-in yang merupakan satu dari empat
              opsi penyelamatan Garuda Indonesia.

              “Dengan opsi itu, Garuda akan terhindar dari potensi dipailitkan oleh kreditor sebagaimana diatur
              dalam  Undang-Undang  Nomor  37  Tahun  2004  tentang  Kepailitan,”  demikian  petikan  surat
              Sekarga kepada Presiden.

              Karyawan  pun  memohon  pemerintah  mencairkan  sisa  dana  talangan  skema  mandatory
              convertible bond (MCB) sebesar Rp 7,5 triliun. “Mengingat flag carrier ini berada di ambang
              kebangkrutan dan terancam berhenti secara operasional.”




                                                           53
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59