Page 278 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 278

ANIES BASWEDAN REVISI DAN NAIKKAN UMP, PENGUSAHA KHAWATIR DAERAH
              LAIN TIRU JAKARTA
              , JAKARTA - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
              khawatir  kenaikan  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  DKI  Jakarta  sebesar  5,1  persen  yang
              diputuskan secara sepihak oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, diikuti oleh provinsi lain.

              Wakil Ketua Umum Kadin bidang ketenagakerjaan Adi Mahfudz Wuhadji mengatakan, saat ini
              sudah ada satu provinsi lain yang melayangkan permintaan serupa.

              Padahal dia menilai, revisi UMP yang dinaikkan Anies dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen tidak
              sesuai dengan PP Nomor 36 Tahun 2021.

              "Itu yang kita khawatirkan. Ada satu provinsi yang lain mengikutinya. Dan itu ada implikasi. Ini
              yang kita khawatirkan. Kita ini berpikir Indonesia, tidak DKI saja," kata Adi dalam konferensi
              pers, Senin (20/11/2021).

              Adi menuturkan, revisi upah yang dilakukan Anies membuat bingung para pengusaha. Upah
              yang naik dari ketentuan dinilai berpotensi merusak cashflow perusahaan.

              Ia juga menyebut para investor di perusahaan bakal menganggap ketentuan hukum di Indonesia
              berubah-ubah sehingga mempengaruhi iklim investasi.

              "Investor dan pelaku usaha itu satu kata kunci. Ada kepastian hukum dari pemerintah dalam hal
              ini. Kepastian itu maksudnya tidak berubah-ubah. Dan Pak Anies berubah-ubah," kata Adi.

              Lebih lanjut Adi menuturkan, kenaikan upah minimum secara nasional sebesar 1,09 persen yang
              ditetapkan selambat-lambatnya pada tanggal 21 November 2021 sudah disepakati oleh pelaku
              usaha dan serikat pekerja, dan pemerintah.

              Kesepakatan ini menjadi tolok ukur aturan pengupahan pada tahun 2022 sehingga tidak serta-
              merta bisa diubah.
              Namun dia bilang, perubahan yang dilakukan Anies telah melanggar regulasi Pengupahan yang
              berlaku  saat  ini,  terutama  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan,  yaitu  pasal  26
              mengenai cara perhitungan upah minimum dan pasal 27 mengenai upah minimum provinsi.

              "Ini  kok  ada  (perubahan  aturan)  jilid  II.  Itulah  yang kami  khawatirkan,  jadi  enggak  karuan.
              Makanya sekali lagi yang kami persoalkan mekanisme yang tidak benar dilakukan Pak Anies,"
              ucap Adi.

              Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menaikkan UMP
              DKI  Jakarta  sebesar  5,1  persen  dari  Rp  4.416.186  menjadi  Rp  4.641.854,  usai  UMP  sudah
              diputuskan naik sebesar 0,85 persen.

              Anies  mengatakan,  keputusan  kenaikan  UMP  tersebut  diharapkan  bisa  menaikan  daya  beli
              masyarakat dan tidak memberatkan para pengusaha.

              "Kami menilai kenaikan 5,1 persen ini suatu kelayakan bagi pekerja dan tetap terjangkau bagi
              pengusaha.  Ini  juga  sekaligus  meningkatkan  kemampuan  daya  beli  masyarakat.  Ini  wujud
              apresiasi bagi pekerja dan juga semangat bagi geliat ekonomi dan dunia usaha. Harapan kami
              ke depan, ekonomi dapat lebih cepat derapnya demi kebaikan kita semua," beber Anies.

              ".



                                                           277
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283